
BANJARMASIN – Viralnya kasus penusukan seorang siswa terhadap temannya di salah satu sekolah di Kota Banjarmasin, membuat Komisi IV DPRD Kalsel bersama dengan Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalsel menggelar urung rembuk terkait kekerasan terhadap anak di bawah umur ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalsel Muhammadun menyampaikan, insiden tersebut terjadi karena saling ejek. Karena itu lah dalam waktu dekat, ia akan menerapkan kurikulum baru yang berlandaskan etika dan sopan santun.
“Saya minta kepada seluruh kepala sekolah (kepsek) mulai besok wajib menerapkan penggunaan kata yang baik kepada siswa, contohnya Baiman, Bauntung, Batuah, Pintar, karena ini kearifan lokal banua,” ujarnya di Rumah Banjar, Rabu (2/8).
Ia juga menyayangkan cepatnya video kekerasan tersebut tersebar di media sosial. Disdikbud Kalsel pun akan segera mengambil langkah sigap.
“Tindakan kami, saya perintahkan pejabat dan staf termasuk saya berkeliling memberi arahan ke sekolah-sekolah SMA maupun SMK. Saya harap kasus ini menjadi yang terakhir, karena Kalsel ini kental sekali dengan budaya etika, adab, dan sopan santunnya,” katanya.
Ketua Komisi IV DPRD Kalsel HM Lutfi Saifuddin SSos mengatakan, pihaknya bersama disdikbud dan DP3A sepakat satu suara untuk tidak menyebarluaskan kembali hal ini, sebab dikhawatirkan hal terseut akan berdampak psikis terhadap murid yang lain.
“Sudah cukup, ini di redam. Jangan disebarluaskan lagi. Dunia pendidikan kita (Kalsel) menjadi perhatian banyak orang. Di redam bukan hanya mendiamkan, tetapi kenyamanan lingkungan sekolah segera akan kita tingkatkan,” ucapnya.
Bersama mitra kerja, komisi IV akan menindaklanjuti hal ini ke Cyber Crime Polda Kalsel dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPID) agar menjadi perhatian serius, guna tidak ada lagi penyebarluasan di berbagai media. rds