
BANJARMASIN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan bakal memperketat penjagaan pintu masuk bagi siswa dan siswi sekolah dengan menyediakan alat detektor logam.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi tidak terulang kembali kejadian penusukan terhadap siswa di ruang kelas sekolah.
Hal tersebut disampaikan,Kepala Disdikbud Kalsel Muhammadun usai rapat tertutup dengan Komisi IV DPRD Kalsel.
“ Saya minta doa sekarang kondisi korban stabil,sedangkan pelaku menyatakan menyesal.Langkah Disdik akan menambah kuriikukum kearifan lokal yang baik dengan memanggil kata-kata yanh baik,”ujar Muhammadun di Banjarmasin,Rabu (2/8) siang.
Selain menambah kukirikulum dan pengenalan sekolah dari 3 hari menjadi 7 hari,langkah awal akan membeli alat detektor untuk mencegah siswa membawa alat besi.” Kita siapkan pengadan alat detektor di sekolah,” jelasnya.
Nanti akan di prioritaskan sekolah yang ada di Kota Banjarmasin,Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.Kalau di daerah mungkin masih belum.
“Alat detektor itu sangat penting di sekolah untuk mengantisipasi siswa bawa senjata tajam, ditambah CCTV,” tambahnya.
Pada intinya pihak sekolah sudah menyatakan bahwa video CCTV tidak disebar luaskan,padahal hal itu tidak diperbolehkan.Disinggung terkait rapat tertutup dengan Komisi IV DPRD Kalsel karena ada hal yang memang tidak diperbolehkan disampaikan.
“Kita tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi,begitu juga tentang bully karena korban dan pelaku masih anak-anak.Sedangkan kasus ini tetap dilanjutkan ke hukum karena bukan wewenang saya,”tambahnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kalsel HM Lutfi Saifuddin mengatakan karena ini kasus hukum biarlah diserahkan kepada pihak hukum.” Kami minta kepada Disdikbud untuk meningkatkan karakter di sekolah dan menambah sarana prasana seperti menyediakan metal detektor,” ujar Lutfi.
lebih lagi kepada guru- guru lebih mendekati siswa dan siswinya untuk mengetahui kalau ada gejolak, agar bisa mencegah tidak terjadi lagi kejadian yang sama kedepannya.rds