Rabu, Agustus 20, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Penguasa Yang Dicintai

by matabanua
6 Juli 2023
in Opini
0

Zahra Kamila ( HST)

Islam tentu tidak bisa dipisahkan dengan kekuasaan. Dalam ajaran Islam tidak dikenal sekularisasi atau pemisahan urusan agama dengan urusan dunia, termasuk pemisahan agama dengan kekuasaan

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\20 Agustus 2025\8\8\Gennta Rahmad Putra.jpg

Dua Sisi Artificial Intelligence dalam Pembangunan Berkelanjutan

19 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Indonesia Masih Dijajah

19 Agustus 2025
Load More

Sebegitu lekatnya relasi Islam dan kekuasaan, keduanya laksana saudara Kembar. Imam Al-Ghazali menyatakan,” Agama adalah pondasi, sedangkan kekuasaan adalah penjaga. Apa saja yang tidak memiliki pondasi akan hancur dan apa saja yang tidak memiliki penjaga akan lenyap.” (Al-Ghazali, Al-Iqtishad fi al-I’tiqad, hlm 199).

Islam menjelaskan bahwa ada dua jenis penguasa di muka bumi ini: yang Allah SWT cintai dan yang Allah SWT benci. Pemimpin yang Allah SWT cintai adalah pemimpin yang adil. Kelak pada hari kiamat ia akan menjadi insan yang paling dicintai Allah SWT dan memiliki kedudukan yang dekat dengan-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

“ Sungguh manusia yang paling dicintai Allah SWT pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya dengan -Nya adalah pemimpin yang adil.” ( HR At-Tirmidzi).

Selain dicintai Allah SWT, pemimpin yang baik pastinya dicintai dan didoakan oleh segenap rakyatnya. Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, yang mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka.”( HR Muslim).

Sosok pemimpin yang adil, yang dicintai Allah SWT dan umat adalah yang menjalankan apa saja yang Allah SWT perintahkkan:

Sungguh Allah SWT menyuruh kalian memberikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, juga( menyuruh kalian) jika menetapkan hukum di antara manusia agar kalian berlaku adil ( TQS An-nisa ‘{4} : 58).

Inilah dua sifat yang melekat pada pemimpin yang adil: pertama, menjalankan hukum-hukum Allah SWT seperti menjaga pelaksanaan ibadah mahdhah umat (shalat lima waktu, shalat Jumat, shaum Ramadhan, zakat, dll) , mengawasi dan memelihara muamalah agar sesuai syariah Islam ( seperti perdagangan, utang-piutang,, syirkah dan menutup pintu riba) melaksanakan peradilan dan pidana Islam ( seperti had bagi pezina, peminum khamr, pencuri, dll).

Kedua,, menunaikan amanah yang dipikulkan kepada dirinya, yakni memelihara urusan umat, menjamin kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, papan agar dapat diperoleh warga dengan mudah dan murah, menyelenggarakan pendidikan, kesehatan dan keamanan secara cuma-cuma, serta melindungi rakyat dari berbagai gangguan dan ancaman.

Para pemimpin adil yang dicintai Allah SWT memiliki banyak keutamaan. Mereka termasuk salah satu dari tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan Allah SWT di akhirat kelak. Sabda Nabi SAW:

“ Ada tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan Allah SWT di hari yang tiada naungan kecuali naungan salah satunya pemimpin yang adil…( HR Bukhari dan Muslim).

Pemimpin yang adil, yang menegakkan hukum -hukum Allah SWT serta memelihara amanah umat, juga membawa keberkahan bagi umat yang dia pimpin. Nabi SAW bersabda:

“Satu hari di bawah pemimpin yang adil lebih utama ketimbang ibadah 60 tahun dan satu had yang ditegakkan di bumi sesuai haknya lebih baik dari hujan 40 tahun.”( HR At- Thabarani).

Demikian pentingnya kehadiran pemimpin yang adil dan amanah, yang memelihara umat dengan syariah Islam, para ulama seperti Imam Fudhail bin Iyadh biasa berdoa agar umat dikaruniai pemimpin yang adil, “Seandainya aku memiliki suatu doa mustajab ( yang pasti dikabulkan) niscaya akan aku peruntukan untuk penguasa, karena baiknya seorang penguasa akan membawa kebaikan pula bagi negeri dan rakyat.” ( Bidayah Wan Nihayah, 10/199).

 

 

Tags: Imam Al-GhazaliZahra Kamila
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA