
Faktor utama yang perlu ditingkatkan dalam upaya membangun suatu negeri adalah pendidikan. Apabila suatu negara memiliki tingkat pendidikan yang baik dan berkualitas, maka akan berpengaruh pula pada kualitas SDM yang dimilikinya. Indonesia pun juga turut melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan agar warga negaranya dapat menjadi bangsa yang unggul dan berkualitas, salah satunya adalah dengan menciptakan konsep kurikulum merdeka belajar sebagai terobosan baru dalam pendidikan Indonesia.
Konsep merdeka belajar merupakan sebuah pendidikan yang berfokus pada asas kemerdekaan. Merdeka disini berarti memberi kebebasan bagi setiap manusia baik para peserta didik maupun pengajar memiliki kebebasan masing-masing dalam memilih topik, metode, dan alat pembelajaran sesuai keinginan siswa. Karena di zaman yang modern ini, ilmu tidak hanya bersumber dari guru atau sebatas ruang kelas. Tetapi bisa juga dari luar kelas seperti media online, internet, perpustakaan, dan lain-lain. Konsep ini terdiri atas tiga komponen yaitu mandiri dalam menentukan pilihan cara belajar, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. Konsep ini diadaptasi dari pandangan Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara atau yang sering kita kenal dengan sebutan Bapak Pendidikan Nasional berpandangan bahwa sistem pendidikan harus berdasarkan asas kemerdekaan. Kemerdekaan disini berarti setiap manusia diberikan kebebasan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam mengatur hidupnya agar sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Oleh sebab itu, diharapkan setiap peserta didik menanamkan jiwa merdeka di dalam dirinya. Merdeka yang dimaksud adalah secara lahir dan batin tenaganya.
Konsep Merdeka Belajar berfokus pada menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan, dan karakteristik masing-masing siswa. Sesuai dengan pandangannya, Ki Hajar Dewantara juga menerapkan sistem among. Sistem ini melarang adanya hukuman dan paksaan kepada siswa. Ki Hajar Dewantara beranggapan bahwa jika adanya hukuman dan paksaan, maka dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitasnya. Diperlukan jiwa yang merdeka di dalam setiap diri siswa agar Indonesia dapat maju.
Esensi dari merdeka belajar, yaitu kebebasan berpikir yang ditujukan kepada siswa dan guru, sehingga mendorong terbentuk karakter jiwa merdeka karena siswa dan guru dapat mengekplorasi pengetahuan dari lingkungannya, yang selama ini siswa dan guru belajar berdasarkan materi dari buku atau modul. Merdeka belajar ini akan mendorong terbentuknya sikap kepedulian terhadap lingkungannya karena siswa belajar langsung di lapangan, sehingga mendorong dirinya menjadi lebih percaya diri, terampil, dan mudah beradaptasi terhadap lingkungan masyarakat. Sikap-sikap tersebut penting untuk dikembangkan karena untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungannya dibutuhkan sikap kepedulian, terampil dan adaptif dimanapun berada.
Tujuan merdeka belajar adalah agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. Merdeka Belajar adalah proses pendidikan yang harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan. Lalu mengapa Merdeka Belajar perlu segera diterapkan? Apakah anak-anak sekarang belajar dalam kondisi tidak merdeka dan tidak bahagia? Menjawab pertanyaan ini barangkali kita bisa merefleksi potret proses KBM yang bisa jadi membelenggu sebagian siswa di kelas, di antaranya: sebagian guru lebih banyak menggunakan metode ceramah di kelas yang pastinya membuat siswa jenuh, anak-anak masih menjadi objek dalam belajar sehingga mereka kurang kreatif karena proses KBM masih didominasi guru, anak-anak sibuk mengerjakan berbagai tugas yang diberikan guru termasuk PR, sumber belajar yang digunakan di kelas masih sangat terbatas, umumnya baru memanfaatkan buku paket saja sehingga siswa kurang diberi peluang untuk mencari bahan dari berbagai sumber selain buku paket.
Peserta didik pada sekolah dasar diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi pembelajaran yang ada. Yamin dan Syahrir (2019) menambahkan bahwa Merdeka Belajar berorientasi pada pembelajaran yang mengedepankan pada penugasan berbagai literasi dengan tetap melangsungkan pengembangan dan pembangunan pendidikan karakter, yang meliputi religiusitas, jujur, kerja keras, adil, disiplin, toleransi, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, mandiri, memiliki rasa ingin tahu, cinta damai, menghargai, peduli lingkungan, peduli sosial, semangat kebangsaan, dan sebagainya.
Konsep Merdeka Belajar adalah terciptanya suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani oleh pencapaian skor atau nilai akademik. Merdeka Belajar ini dicanangkan juga karena banyaknya keluhan orang tua tentang itu. Merdeka Belajar bukan tentang nilai-nilai kuantitatif. Merdeka Belajar menghapuskan anggapan bahwa siswa yang pandai adalah yang memiliki nilai akademik yang tinggi. Merdeka Belajar menghapuskan perankingan. Merdeka Belajar juga akan menghapuskan keresahan siswa dan orang tua siswa tentang nilai-nilai akademis. Bahwa kesuksesan tidak diukur dari bagusnya nilai rapor akan tetapi ditentukan oleh karakter baik para siswa. Masing-masing siswa memiliki karakter pembelajar yang berbeda. Nilai bukanlah standardisasi kesuksesan siswa.
Konsep Kurikulum Merdeka Belajar juga dapat diimplementasikan dengan memberikan kebebasan bagi instansi pendidikan, termasuk kepala sekolah, guru, serta siswa untuk menentukan topik atau tema yang diminati dan ingin dipelajari. Mereka juga bebas untuk menentukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Meskipun bebas, pemerintah tetap memberikan struktur kurikulum pedoman yang dapat diikuti oleh guru dan siswa, namun struktur ini tidak diwajibkan untuk diterapkan secara berurutan seperti pada kurikulum terdahulu. Konsep Kurikulum Merdeka Belajar juga mengharuskan penggunaan teknologi sebagai alat bantu dalam proses belajar, seperti video belajar, e-book, serta platform pembelajaran online. Teknologi juga dapat digunakan sebagai sarana mengakses resources atau sumber daya yang lebih luas agar informasi yang diperoleh peserta didik tidak terbatas hanya pada buku pembelajaran saja.
Merdeka Belajar untuk siswa sekolah dasar sangat berpengaruh pada pembelajaran yang ada, apalagi dengan menggunakan pembelajaran berbasis tema. Di mana dalam satu tema terdapat beberapa pembelajaran yang nantinya akan dikaitkan dengan mata pembelajaran satu dengan lainnya, serta dengan demikian pembelajaran memudahkan siswa untuk cepat memahami dan dapat mengkaitkan pembelajaran yang berlangsung dengan kehidupan sehari-hari.