
BANJARMASIN – KPU Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan 3.025.220 pemilik suara masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024, terdiri atas 1.512.186 laki-laki berbanding dengan 1.513.034 perempuan yang lebih besar.
Para pemilih ini akan di akomodir hak pilihnya pada 13.584 tempat pemungutan suara (TPS) tersebar di 13 kabupaten/kota se-Kalsel. Terbanyak berada di Kota Banjarmasin tersedia 1.940 TPS, dan paling sedikit 429 TPS di Kabupaten Balangan.
Dari keseluruhan TPS itu, terbagi lagi dalam 256.553 TPS reguler dan 282 TPS khusus dengan persentase mengakomodir hak pilih 99,89 persen berbanding 0,11 persen.
Menariknya, dari data KPU Kalsel ini menyebut terdapat 21.673 pemilih disabilitas atau 0.72 persen dari total DPT Pemilu 2024, mencakup penyandang disabilitas fisik (0,32 persen) atau 9.687 orang, disabilitas intelektual (0,18 persen) atau 5.406 orang, disabilitas mental terdapat 1.186 (0,04 persen), disabilitas sensorik wicara 2.645 (0.09 persen), disabilitas sensorik rungu 1.949 orang (0,09 persen), disabilitas sensorik rungu terdata 1.949 orang atau 0,06 persen dan terakhir penyandang disabilitas sensorik netra tercatat 800 orang atau 0,03 persen.
Masih dari data KPU Kalsel, pemilih Pemilu 2024 berdasar usia dibagi dalam lima generasi, yakni Pre-boomer kelahiran <1945, Babby Boomer 1949-1964, Gen X 1965-1980, Milenial kelahiran 1981-1996 dan Gen Z kelahiran 1997 >.
Ternyata, dari data KPU Kalsel mencatat dari total pemilih 3.025.220 jiwa itu, generasi milenial terbanyak pertama tercatat ada 1.054.334 orang atau 34,85 persen. Disusul, generasi X terdata 870.071 jiwa atau 28,76 persen.
Di tataran pemilih terbanyak ketiga adalah generasi Z mencapai 711.955 atau 23,53 persen, dan generasi baby boomer hanya 357.515 orang atau 11,82 persen, dan terakhir generasi pre-boomer di angka 31.345 orang atau 1,04 persen.
Pegiat demokrasi dari Forum Ambin Demokrasi Noorhalis Majid mengaku tertarik dengan data pembagian pemilih berdasar usia atau generasi tahun lahir oleh KPU Kalsel.
“Sebab, hal itu dapat di olah kembali menjadi bahan yang sangat penting dalam menentukan strategi kampanye, dan bahkan pemetaan kantong-kantong suara berdasarkan isu, sehingga menjadi perhatian pada kelompok pemilih dimaksud,” ucapnya, Sabtu (1/7).
Mantan Ketua KPU Kota Banjarmasin ini mengungkapkan, dalam data itu tampak jika generasi milenial merupakan ceruk terbesar pemilih di Kalsel mencapai 34,85 persen.
“Belum lagi kalau di tambah generasi gen Z yang lahir setelahnya yaitu 1997 lebih, jumlahnya 23,53 persen. Total pemilih dari kedua generasi tersebut menjadi 58,38 persen,” paparnya.
Ia menegaskan, angka tersebut boleh di bilang mendominasi dari total pemilih keseluruhan di Kalsel. “Hal memberi gambaran kita semakin mendekati puncak dari bonus demografi, karena generasi muda lebih banyak dari generasi tua dan memberi pengaruh dalam semua aspek kehidupan,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika soal pilihan, perhatian dan gaya hidup dari kedua generasi tersebut jelas menginspirasi generasi di atasnya, pasti dampaknya akan lebih besar.
“Hal ini harus menjadi perhatian dari parpol peserta Pemilu 2024 dan para calon legislatif (caleg) dalam mengemas soal dan isu yang jadi perhatian dari dua generasi itu, sehingga mereka bersimpatik,” ucapnya.
Dalam catatan Majid, tentu bukan hanya semata kemasan, namun sungguh-sungguh tertuang dalam visi, misi, isu strategis, dan program strategis, agar generasi tersebut terwadahi dalam isu-isu politik.
“Boleh jadi isu utamanya adalah lapangan pekerjaan. Siapa yang bisa mewujudkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, dan memberi harapan bagi masa depan, pasti akan diminati,” ujar mantan Kepala Perwakilan Ombdusman Provinsi Kalsel ini. jjr