Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Sigap Hadapi Kekeringan dengan Skema Sistem Islam

by matabanua
22 Juni 2023
in Opini
0

D:\2023\Juni 2023\23 Juni 2023\8\8\bencana kekeringan.jpg

(foto:mb/web)

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Transformasi Polri dan Filosofi Kaizen

1 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Polri dan Nilai Ekonomi Keamanan

1 Juli 2025
Load More

Sri Astuty Handayani, SP ( Ibu Rumah Tangga dari BATOLA)

Indonesia yang berada di kawasan yang dilintasi garis khatulistiwa memang secara alaminya memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Baik alamnya, suasana bahkan masyarakat yang ada di dalamnya memahami betul bagaimana harus beradaptasi dengan ke dua musim ini. Secara alamiah apa-apa yang terjadi mampu diantisipasi dan ditolerir baik oleh flora dan fauna maupun masyarakat untuk menghadapi ke dua musim tersebut. Karena sejatinya musim hujan maupun musim kemarau merupakan siklus alami yang harus dilewati. Ada kalanya perubahan iklim berdampak buruk pada suatu wilayah, seperti yang terjadi saat ini di Indonesia. Ancaman kekeringan saat ini merupakan keniscayaan yang harus dihadapi di tengah adanya perubahan iklim dengan segala konsekuensi yang harus dihadapi masyarakat.

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa Indonesia akan menghadapi musim kemarau lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya, sehingga bencana kekeringan bisa mengancam sejumlah sektor kehidupan, seperti pertanian, kebakaran hutan, krisis air, hingga sejumlah penyakit yang muncul akibat perubahan cuaca ekstrem. BMKG juga memprediksi musim kemarau tahun 2023 tiba lebih awal dari sebelumnya. Maka berdasarkan analisis BMKG, saat ini sebesar 28 persen atau 194 zona musim wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Jika tiga tahun terakhir (2020-2022) kerap didapati hujan di musim kemarau, maka diprediksi hal tersebut tidak akan terjadi pada 2023 ini (antaranews.com 10/06/2023).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia akan mengalami kekeringan panjang akibat fenomena El Nino yang kemungkinan terjadi pada Juli hingga akhir 2023 (katadata.co.id 11/06/2023).

Dengan adanya hasil prediksi dan analisa dari BMKG artinya kita harus menyiapkan agar dampak buruk yang akan terjadi bisa di hindari. Namun, sudah berapa optimal kah negara mengantisipasi konsekuensi yang akan dihadapi.

Islam adalah agama yang sempurna, dimana salah satunya adalah perintah kewajiban kepada negara untuk mengurus rakyatnya dengan baik. Bentuk pengurusan (riayah) negara terhadap rakyat telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW dan para sahabat yang terbukti mampu melayani, mengayomi dan mewujudkan kesejahteraan nyata bagi masyarakat.

Sejarah membuktikan bagaimana masyarakat waktu itu yang masih jahiliyah dan terjajah oleh negara adidaya seperti Persia dan Romawi, mampu bersaing hingga bangkit menjadi negara besar mercusuar dunia. Padahal kala itu, wilayah Arab merupakan wilayah yang tandus. Air sulit untuk didapatkan. Tanahnya bukanlah tanah yang subur. Dengan penerangan sistem Islam lah, dimana setiap kebijakan harus demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Begitu pula peraturan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan rakyat, seperti pembabatan hutan, lahan tambang dan eksplorasi sumber daya alam yang akan merusak lingkungan dan diperkirakan akan berdampak buruk bagi masyarakat. Maka negara dengan tegas melarangnya, bahkan akan memberikan sanksi yang berat bagi pelakunya.

Karena hal tersebut bukan hanya akan berdampak secara jangka pendek, melainkan jangka panjang, seperti kerusakan lingkungan dan bencana lainnya. Begitu juga dengan efek musim kemarau yang akan berdampak pada kekeringan. Negara akan sigap mencegah dan meminimalisir hal tersebut. Mulai dari penyiapan stok air untuk kebutuhan pertanian dan konsumsi rumah tangga dengan cuma-cuma tanpa monopoli dari pihak-pihak tertentu sehingga masyarakat mudah untuk mengakses air bersih. Kebakaran hutan akan diminimalisir bahkan akan dicegah dengan cara edukasi yang benar terhadap masyarakat agar menjaga kawasan hutan dan lingkungan. Selain itu sarana dan prasarana juga disiapkan dengan seksama untuk mengantisipasi agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa segera ditindaklanjuti.

Seluruh kebijakan tersebut hanya mampu diterapkan oleh sistem Islam. Karena hanya sistem Islam lah yang memiliki seperangkat aturan yang lengkap, praktis dan yang pasti sesuai fitnah manusia. Selain itu dengan ketakwaan kepada Allah, baik penerapan individu maupun negara maka tujuan demi kesejahteraan bersama bisa kita rasakan. Selain itu yang utama yang harus kita ingat adalah bahwa Rahmat Allah SWT dan perlindungan-Nya akan tercurah bagi kita semua dan seluruh alam, InsyaAllah.

 

Tags: BMKGIbu Rumah Tangga dari BatolaWallahu a’lam... Sri Astuty Handayani
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA