Orang tua merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, dari mulai balita, anak-anak hingga dewasa. Peran orang tua dalam pendidikan sangatlah penting, terutama pada pergaulan anak. Karena peran orang tualah yang sangat dibutuhkan dalam pengawasan anak tersebut. Maka perlu dimaknai keluarga sebagai tempat seseorang tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berkepribadian dan berkarakter. Kehidupan keluarga dan cara orang tua membesarkan anak dalam keluarga akan berdampak langsung pada perkembangan anak.
Tak jarang kita menjumpai anak-anak yang masih Sekolah Dasar maupaun Sekolah Menengah Pertama sudah merokok. Itulah salah satu kenakalan remaja yang mana dianggap sepele di lingkungan sekitar kita. Padahal seharusnya kita sebagai orang tua haruslah lebih jeli lagi terhadap apa yang dilakukan anak. Karena, di zaman sekarang kebanyakan orang tua masihlah dianggap ketinggalan zaman, di mana orang tua masih belum memahami perbedaan pergaulan bebas antara masa lalu mereka dan masa yang dihadapi oleh anak sekarang.
Apalagi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pada zaman sekarang. Di mana banyak problem tentang anak berusia remaja mulai merasakan namanya pubertas dan penasaran akan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Contohnya seperti mudahnya anak dalam mengakses situs pornografi, yang mana akan membuat anak tersebut kecanduan dan timbul rasa penasaran terhadap sex bebas, hingga penasaran terhadap narkoba dan perjudian online. Timbulnya perilaku tersebut disebabkan juga oleh faktor pergaulan seseorang yang bergaul dengan teman tanpa melihat latar belakangnya, lalu karena kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya atau keluarganya.
Disinilah peran orang tua sangat diharapkan dapat mencegah anak dari pergaulan bebas. Orang tua harus memberikan contoh yang baik bagi anaknya, baik dari perkataan, sikap, maupun perbuatan. Orang tua juga dapat membangun komunikasi yang baik dan berlangsung dua arah dengan anak. Biarkan anak tahu bahwa kita tertarik tentang mereka, agar anak dapat bercerita dan mengeluarkan keluh kesahnya serta keinginannya. Kemudian kita sebagai orang tua dapat memberikan opini dan saran terhadap apa yang anak sampaikan dengan bahasa tubuh yang baik dan dengan nada yang menyenangkan maupun bersahabat agar anak tidak merasa dihakimi atau dimarahi.
Selain itu untuk mencegah anak dalam mengakses tontonan negatif baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Orang tua dapat mendorong anak untuk menggunakan waktu luangnya dengan melakukan kegiatan yang positif, seperti mengikuti ekstrakulikuler baik akademik maupun non-akademik. Namun, orang tua juga harus paham dengan batas-batas kesanggupan anak. Jangan dengan niat awal orang tua yang ingin anak menghindari hal negatif tersebut malah membuat anak menjadi pembangkang. Jadi, kita sebagai orang tua haruslah tahu mana minat bakat anak kita.
Kita sebagai orang tua juga harus memberikan pendidikan seksual terhadap anak. Karena pendidikan seksual dapat membekali dan menyadarkan anak pentingnya menjaga kesehatan, kesejahteraan, dan martabat mereka dengn cara penanaman perlindungan diri dalam mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang baik. Terutama di era digital ini, sehingga pendidikan seksual ini haruslah diberikan sedini mungkin. Tak lupa, orang tua juga harus menanamkan ajaran norma dan nilai agama sejak dini. Sehingga anak dapat mengetahui batas-batas yang tidak boleh dilanggar, terutama bila berkaitan dengan lawan jenis.