Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Efektivitas Kurikulum Merdeka Belajar Hadapi Era Society 5.0

by matabanua
11 Juni 2023
in Opini
0
D:\2023\Juni 2023\12 Juni 2023\8\8\winda salsabila.jpg
Wanda Salsabila (Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA)

 

Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam perjalanan hidup manusia. Aspek yang sangat menjanjikan bagi setiap individu, kelompok, bahkan menjanjikan bagi bangsa dan negara. Hal ini sangat korelatif dengan Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan nasional dalam bidang pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang akan menopang kesejahteraan rakyat. Pendidikan adalah instrumen yang diperlukan oleh semua orang dari berbagai kalangan dan generasi. Generasi X sampai generasi Alfa. Seperti yang kita ketahui adanya seseorang membutuhkan pendidikan karena orang yang berilmu atau berpendidikan akan menciptakan individu atau pribadi yang lebih berkualitas, bermoral dan berintelektual.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\3 Juli 2025\8\master opini.jpg

Berantas Narkoba Selamatkan Masyarakat

2 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kampus Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan, Sudah Cukupkah?

2 Juli 2025
Load More

Dari hasil yang telah disiarkan oleh Programme for International Student Assesement (PISA) pada tahun 2012, membuktikan bahwa kualitas pendidikan Indonesia tertinggal jauh dengan standar pendidikan internasional, yang mana PISA adalah program dari Organization Economic Co-operation and Development (OECD) yang berfungsi untuk melakukan evaluasi penilaian peserta didik atau pelajar di tingkat internasional. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia terjadi karena beberapa faktor, diantaranya karena kurangnya dukungan dari orang tua, faktor ekonomi, kualitas guru yang kurang baik, dan program pendidikan yang belum merata, contohnya di wilayah bagian timur Indonesia masih banyak anak yang tidak bersekolah. Alasannya karena akses yang sulit untuk dijangkau , transportasi yang tidak memadai, sarana prasasarana sekolah yang terbatas, serta langkanya tenaga pendidik di daerah tersebut.

Namun itu dulu. Pada saat ini pemerintah sudah mulai merombak sistem pendidikan yang diterapkan disetiap jenjang sekolah. Tidak hanya merombak, namun pemerintah juga memperbaiki tatanan pendidikan Indonesia. Tujuannya agar dapat merealisasikan pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, dan juga agar anak bangsa bisa bersaing dikancah internasional. Salah satu cara pemerintah membenahi tatanan pendidikan Indonesia yakni mengubah atau mengganti kurikulum. Karena kurikulum adalah aspek dasar sebagai rancangan kegiatan dalam proses belajar mengajar, penilaian, tujuan pembelajaran dan sebagai bahan ajar. Dilihat dari historisnya, kurikulum di Indonesia sudah mengalami perubahan sebanyak 11 kali pasca kemerdekaan hingga sekarang. Kebijakan pemerintah mengganti kurikulum adalah kebijakan yang tepat. Sebab kebijakan ini beriringan dengan zaman atau era saat ini. Karena pada dasarnya perubahan zaman juga telah membuat dunia pendidikan bertransformasi dalam segi perangkat pembelajaran. Era society 5.0 adalah era yang sedang dihadapi dunia. Era Society 5.0 merupakan sebuah konsep di mana kehidupan manusia dipermudah dengan adanya teknologi, atau dapat dikatakan bahwa manusia hidup berdampingan bersama teknologi. Society 5.0 adalah konsep yang memungkinkan umat manusia menggunakan ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern seperti AI dan robot untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan manusia.

Hal tersebut sangat korelatif dengan adanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yakni mengganti kurikulum 2013 menjadi kurikulum Merdeka. Setiap kebijakan baru selalu timbul pro kontra dari masyarakat. Termasuk kebijakan mengganti kurikulum ini. Namun pemerintah tetap meyakinkan masyarakat khususnya guru dan siswa, bahwasannya dengan adanya kurikulum 2013 diganti menjadi kurikulum merdeka, akan berdampak baik terhadap pendidikan Indonesia, terciptanya tenaga pendidik yang berkualitas, siswa menjadi lebih kritis dan melek terhadap perkembangan teknologi.

Implementasi kurikulum 2013 pada jenjang SD berbasis tematik, sedangkan saat berada dijenjang SMP/SMA/SMK pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran yang terdiri dari mengamati, bertanya, mengolah data, menyajikan data, menyimpulkan, dan menciptakan hal baru. Mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran. Standar penilaian masih menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Pemintan (Penjurusan) SMA/MA dilaksanakan saat siswa berada di bangku kelas X. Terlihat jelas bukan! Bahwa Implementasi Kurikulum 2013 masih banyak kekurangannya. Diantara kekurangan kurikulum 2013 yakni tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dengan hasil kurikulum 2013. Kebijakan tentang adanya Ujian Nasional masih diberlakukan. Padahal Ujian Nasional ( UN ) hanya berorientasi terhadap hasil siswa saja, tidak pada proses pembelajaran. Peminatan atau penjurusan di jenjang SMA/MA juga dilakukan saat kelas X, ini adalah langkah yang kurang tepat karena selayaknya siswa memahami dahulu karakternya selama 1 tahun, dan memahami peminatan atau jurusan apa yang tepat untuk karakter siswa tersebut. Sebab peminatan mendukung siswa untuk bisa semangat dalam menerima materi. Jika penjurusan dilakukan di bangku kelas X maka siswa tidak akan mengetahui peminatan apa yang cocok dengan karakter siswa tersebut.

Maka dari itu pemerintah membuat kebijakan baru mengganti kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka Belajar. Seperti yang kita ketahui bahwasannya kurikulum merdeka ini terkesan lebih sederhana namun mendalam, lebih relevan, dan searah dengan perkembangan zaman yang semakin maju dalam bidang teknologi. Salah satu pembelajaran yang ditekankan pada Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek, sehingga pembelajaran bisa berjalan interaktif.

Pembelajaran semacam ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan menumbuhkan perilaku yang mencerminkan profil pelajar Pancasila. Meskipun Kurikulum merdeka searah dengan era society 5.0 namun pada kurikulum ini tetap menjadikan Pancasila sebagai landasan atau acuan mengajar guru, tujuannya agar siswa tidak melupakan nilai-nilai Pancasila dan selalu menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pada penerapan kurikulum merdeka, siswa yang berada di jenjang SMA/MA baru bisa menentukan peminatan atau penjurusannya di bangku kelas XI, tujuannya agar siswa selama 1 tahun bisa mengamati dan memahami peminatan apa yang sesuai dengan karakter siswa tersebut.

Agar saat sudah berada di kelas penjurusan IPA/IPS siswa tersebut tidak merasa salah mengambil peminatan itu. Keunggulan lain dari pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar adalah siswa dapat menciptakan ruang pembelajaran yang positif karena mengedepankan pembelajaran yang esensial dan sesuai dengan minat bakat siswa, selain itu kurikulum merdeka juga mampu mengubah tatanan Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik, menciptakan guru yang lebih berkualitas dan berkompeten karena guru memiliki banyak metode untuk mengajar siswa dengan menggunakan media-media pembelajaran yang berbasis teknologi digital, yang mana hal tersebut berdampak baik bagi siswa sebab siswa akan lebih kreatif, inovatif, berwawasan luas, mampu mengoperasikan instrument digital dan mampu bersaing dikancah internasional.

 

 

Tags: kurikulum merdekaMahasiswi UIN SUnan Kalijaga YogyakartaWanda Salsabila
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA