
JAKARTA – Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko meminta masyarakat mengurangi konsumsi nasi. Alasannya karena konsumsi nasi masyarakat sangat terlalu tinggi sedangkan lahan produksi padi setiap tahun berkurang.
“Saya berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk efisien dan mulai memikirkan bahwa kita makan nasi masih terlalu banyak seperti zaman Jepang, 40 tahun lalu,” kata Moeldoko pada acara HUT Ke-50 HKTI di Hotel Discovery Ancol.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini menyarankan agar masyarakat mulai berhemat. Agar keseimbangan antara suplai dan permintaan terhadap padi bisa tetap terjaga. Apalagi, mulai Agustus tahun ini dampak fenomena el nino kian terasa dengan adanya potensi musim kemarau panjang.
“Mulai sekarang berhematlah dan mulai mengurangi nasi agar ada keseimbangan antara suplai dan demand,” kata dia.
Sebagai gantinya, masyarakat bisa mengkonsumsi sumber karbohidrat lainnya seperti sorgum, sagu, ubi dan sejenisnya. Moeldoko mengatakan masih banyak bahan pangan yang bisa menjadi pengganti nasi yang saat ini menjadi makanan pokok masyarakat. “Terhadap sumber-sumber itu mari kita gali bersama. Ingat pertumbuhan populasi manusia makin banyak. Di sisi lain ladang sawah selalu berkurang, maka ada gape di situ,” kata dia.
Terkait antisipasi dampak el nino, HKTI tengah gencar melakukan sosialisasi. Sekalgus mengembangkan tanaman lain yang bisa digunakan sebagai pengganti nasi, seperti sorgum.
“Kita akan hadap el nino. Ada tanaman lain yang bisa kita gerakkan yang tadinya tertidur seperti sorgum yang bukan barang baru bagi Indonesia. Di relief itu sudah digambarkan maknanya masyarakat Indonesia sudah lama mengenal sorgum tapi cukup lama barang itu tertidur, makanya perlu kita bangkitkan untuk menjadi sumber yang lebih sehat dari nasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, fenomena kekeringan ekstrem atau El Nino memicu kekhawatiran pada ketersediaan biji robusta di produsen kopi besar seperti Vietnam dan Indonesia, yang berisiko mendorong lonjakan harga.
“Transisi yang sekarang banyak diharapkan ke kondisi El Nino di kuartal ketiga 2023 telah memicu kekhawatiran penurunan produksi di Vietnam dan Indonesia, di mana keduanya merupakan produsen kopi robusta utama,” ungkap unit riset Fitch Solutions BMI dalam laporannya, dikutip dari CNBC International. Kawasan Asia Tenggara baru-baru ini mengalami panas yang memecahkan rekor sejak pertengahan Mei 2023. rep/mb06