
BANJARMASIN – Menyambut tahapan penilaian Kota Layak Anak (KLA) tahun 2023, Pemkot Banjarmasin bertekad pertahankan predikat Nindya dari Kementrian Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPPA).
Kementerian pun mendefinisikan KLA merupakan kota yang mampu merencanakan, menetapkan, serta menjalankan seluruh program pembangunan dengan orientasi hak dan kewajiban anak. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Tiap tahun, pihak kementerian dan tim independen membagi lima kategori predikat yakni Pratama, Madya, Nindya, Utama dan KLA. Ada beberapa penilaian dalam KLA mencakup penguatan lembaga, hak sipil dan kebebasan, hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, hak dasar kesehatan dan kesejahteraan, hak pendidikan dan kegiatan seni budaya hingga hak perlindungan khusus.
Sekda Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman mengungkapkan berdasar hasil penilaian mandiri KLA, Kota Banjarmasin sudah berharap meraih nilai 900 lebih.
“Nilai ini masuk dalam kategori tertinggi dan bisa dikatakan lengkap,” ucap Ikhsan Budiman yang juga Ketua Gugus Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Banjarmasin kepada awak media di Balai Kota, Jumat (26/5).
Dia menjelaskan dari penilaian mandiri akan dilanjutkan verifikasi administrasi ke jenjang Provinsi Kalimantan Selatan. Ternyata nilai Kota Banjarmasin itu turun menjadi 807.
“Kami berharap dengan nilai itu akan tetap berada pada angka di atas 800 setelah dilakukan verifikasi lapangan,” ucap Ikhsan.
Mantan pejabat Pemkab Tanah Bumbu ini mengatakan guna mempertahankan itu, maka seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dapat menyiapkan data sebagai bukti dukung sehingga mempertahankan predikat KLA Banjarmasin dengan kategori Nindya.
“Saya juga minta mulai data Zona Selamat Sekolah (ZOSS), kemudian hingga keterlibatan anak dalam pengambilan kebijakan seperti dalam Musrembang harus dikumpulkan,” ucap Ikhsan.
Meski mengalami penurunan, Ikhsan meyebut capaian penilaian secara keseluruhan yang didapat oleh Banjarmasin sudah menggembirakan.
“Sebab, ada beberapa inovasi dan keterlibatan pihak lain dalam Kota Layak Anak ini. Mulai dari adanya Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI). Saat ini, telah tergabung sebanyak 22 perusahaan,” bebernya.
Mengenai inovasi di SKPD, lembaga dan organisasi terkait dengan hak-hak anak, Ikhsan menegaskan sudah dilakoni gerakan dan langkah untuk mewujudkan KLA.
“Salah satunya adalah dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi). Sebab, mereka memiliki 22 titik kampung bermain yang ada di Banjarmasin,” tandas Ikhsan
Sebagai informasi, untuk nilai Evaluasi Kota Layak Anak ini terbagi menjadi lima tingkatan mulai dari Pratama (nilai 500-600), Madya (Nilai 601-700), Nindya (Nilai 701-800), Utama (Nilai 800-901) dan Kota Layak Anak (Nilai 901-1000).
Rentang nilai KLA Kota Banjarmasin berada pada tingkat Nindya dengan skor 700-800. Jika angka penilaian terus menaik, Banjarmasin bisa masuk merebut kategori Utama, hingga ditetapkan oleh kementerian sebagai Kota Layak Anak di Indonesia. jjr