
Indonesia melalui Badan Pusat Statistik (BPS) pertama kali menggelar sensus pertanian pada tahun 1963. Tahun ini sensus pertanian 2023 (ST2023) merupakan kali ketujuh. Tema yang diusung dalam ST2023 ini adalah “Merekam Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Tujuan pelaksanaan ST2023 adalah menyediakan data struktur pertanian, terutama untuk unit-unit administrasi terkecil. menyediakan data yang dapat digunakan sebagai tolok ukur statistik pertanian saat ini. dan menyediakan kerangka sampel untuk survei pertanian lanjutan.
Dalam konteks tujuan menyediakan kerangka sampel, bahwa tujuannya adalah untuk memperoleh suatu kerangka sampel yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan sampel untuk survei-survei pertanian. Hal ini juga bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai populasi usaha pertanian, rumah tangga petani kecil, komoditas pertanian, serta bagaimana lahan dikuasai dan digunakan menurut klasifikasi luasnya.
Untuk keperluan perencanaan dan pengambilan keputusan, penting bagi data yang digunakan untuk menjadi benar-benar valid. Baru-baru ini, banyak pihak di Indonesia dengan tegas mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk melakukan audit terhadap data pangan dan pertanian. Data pangan dan pertanian yang saat ini dianggap sebagai sumber masalah dalam kebijakan pemerintah di sektor pangan dan pertanian.
Menurut definisi Soetjipto Wirosardjono (1984), validitas data dapat diartikan sebagai sejauh mana nilai yang diperoleh dari pengukuran contoh mendekati nilai sebenarnya (true value). Pengukuran harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, langkah-langkah yang terinci, dan definisi operasional yang tidak ambigu.
Terdapat banyak contoh yang menunjukkan dampak sosial, ekonomi, dan politik yang signifikan akibat penggunaan data yang tidak valid dalam pengambilan kebijakan yang melibatkan kepentingan publik secara luas. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah kasus data inflasi yang pernah menggemparkan Amerika Serikat. Pada tahun 1995, Senat AS mulai meragukan validitas data inflasi yang diterbitkan oleh Biro Statistik Amerika Serikat. Sebagai langkah untuk menyelidiki keabsahan data inflasi tersebut, sebuah komisi dibentuk yang dipimpin oleh Michael Boskin dari Universitas Stanford.
Setelah penyelidikan, Komisi yang kemudian dikenal sebagai Komisi Boskin berhasil mengungkapkan bahwa data inflasi pada tahun tersebut sebenarnya lebih tinggi sebesar 1,1 persen dibandingkan dengan nilai yang sebenarnya. Dampak yang muncul akibat penggunaan data inflasi yang tidak valid ini ternyata sangat mengkhawatirkan. Defisit anggaran meningkat menjadi 148 miliar dolar AS dan utang pemerintah mencapai 691 miliar dolar AS. Semua ini terjadi karena pemerintah Amerika Serikat menggunakan angka inflasi sebagai dasar dan ukuran untuk menentukan skema jaminan sosial dan pensiun.
Di Indonesia, penggunaan data yang tidak valid juga sering kali menyebabkan kekacauan. Ketidakvalidan data kelompok sasaran telah mengganggu implementasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng yang diberikan pemerintah tahun lalu saat masyarakat terdampak pada kenaikan harga kelapa sawit internasional. Selain itu, penggunaan data produksi dan konsumsi pangan yang tidak valid juga telah menyebabkan ketidakstabilan harga dalam periode waktu tertentu.
Data sektor pertanian menyumbang 12,98% dari produk domestik bruto (PDB), sektor pertanian tetap menjadi sektor terbanyak menyerap angkatan kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk bekerja di Indonesia (usia 15 tahun ke atas) mencapai 135,3 juta jiwa pada Agustus 2022. Jumlah tersebut berkurang 315,18 ribu jiwa dibanding Februari 2022. Pada Agustus 2022 BPS mencatat bahwa sektor pertanian masih menjadi lapangan pekerjaan terbesar, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, penyediaan akomodasi, dan konstruksi. Pertanian: 38.703.996 jiwa, Perdagangan Besar: 26.193.890 jiwa, Industri Pengolahan : 19.172.397 jiwa.
Jumlah rumah tangga petani (RTP) di Indonesia menunjukkan angka yang sangat besar. Data Sensus Pertanian 2003 RTP sebanyak 25,4 juta, 2013 RTP sebanyak 26 juta. Jika tiap rumah tangga petani diasumsikan terdiri atas 4 jiwa maka dalam entitas sosial ini terdapat tidak kurang dari 105 juta jiwa yang kehidupan secara struktural bergantung pada sektor pertanian.
Karena itu, sangat mudah dipahami jika dari sisi politik sektor pertanian sangat seksi dan memiliki sensitivitas sangat tinggi. Jika kedaulatan ada di tangan rakyat, demokrasi menjadi pilar ideologi yang dijunjung tinggi maka sebagai entitas sosial terbesar, secara teori para petani akan menjadi pemegang kedaulatan di republik ini. Mereka akan menempati posisi terhormat secara sosial, ekonomi, dan politik.
Namun, kenyataan kehidupan tidak selalu berjalan sejalan dengan konsep dan teori-teori sosial politik yang ideal. Mengacu pada argumen Arun Jaitley, seorang ekonom dari India, sektor pertanian di Indonesia dianggap sangat penting secara ekonomi, sensitif secara politik, namun memiliki posisi yang rendah secara sosial atau dianggap inferior.
Selama sejarahnya, perkembangan sektor pertanian cenderung lebih menguntungkan perkotaan (urban bias), dengan kepentingan yang lebih diutamakan terhadap konsumen perkotaan dan industri. Secara nyata, para petani selalu menghadapi dua bentuk eksploitasi ekonomi. Dalam pasar faktor produksi, seperti pupuk, benih, obat-obatan, dan peralatan pertanian lainnya, mereka sering kali menghadapi kekuatan pasar yang monopoli. Sementara itu, ketika menjual hasil panen mereka, mereka harus berhadapan dengan pasar yang didominasi oleh monopsoni.
Kita memiliki kepentingan yang besar dalam keberhasilan pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 (ST2023). Upaya besar dalam bidang statistik ini menjadi kesempatan untuk memperbaiki database pembangunan sektor pertanian secara menyeluruh. Seperti tema ST2023 “Merekam Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”, semua ini bertujuan untuk memastikan masa depan petani menjadi lebih baik, bukan hanya menjadi komoditas politik atau sekadar alat untuk mencapai tujuan politik jangka pendek.