
KOMISI II DPRD Kalsel saat beraudiensi dengan Dirjen Tanaman Pangan Republik Indonesia, Senin (22/05) pagi.(foto:mb/ist)JAKARTA – Suksesnya ujicoba inovasi budidaya padi apung yang dikembangkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), mendapat apresiasi Direktorat Jendral (Dirjen) Tanaman Pangan Republik Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dirjen Tanaman Pangan Republik Indonesia Ir Bambang Pamuji, ketika menyambut kedatangan kunjungan kerja Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalsel bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel.
Dalam audiensi yang dilaksanakan di Gedung Dirjen Tanaman Pangan Republik Indonesia, Jakarta Selatan, pada Senin (22/05) pagi, Bambang Pamuji mengatakan inovasi padi apung merupakan hal baru.
Ketua Komisi II DPRD Kalsel Imam Suprastowo menjelaskan, inovasi padi apung ini merupakan upaya pemerintah memanfaatkan dan mengembangkan potensi lahan rawa yang terendam.
“Saya kira, padi apung ini merupakan solusi dari permasalahan di Kalsel. Sebab, kondisi lahan pertanian semakin berkurang akibat bencana banjir yang beberapa kali melanda banua. Oleh sebab itu, harus dikembangkan secara berkelanjutan,” ujar politisi senior PDI Perjuangan tersebut.
Ia berharap, dengan memperkenalkan inovasi padi apung ini ke Dirjen Tanaman Pangan Republik Indonesia, Kalsel mendapatkan support oleh pusat untuk pengembangan ke depannya.
“Kalsel sejauh ini merupakan salah satu provinsi penyangga pangan di Kalimantan. Sebab dibanding provinsi lainnya, Kalsel merupakan daerah yang selalu surplus dalam hal panen padi. Makanya, sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) ke depan, inovasi ini sangat potensial untuk dikembangkan,” tambah Imam Suprastowo.
Wakil Ketua DPRD Kalsel M Syaripuddin yang pada kesempatan tersebut turut mendampingi Komisi II berharap adanya sinergi dari kementerian dalam rangka mendukung pengembangan, sehingga dapat berkelanjutan dan tidak terhenti di tengah jalan.
Sementara, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel Syamsir Rahman turut memaparkan potensi dari inovasi padi apung ini.
Menurutnya, selain solusi, hal ini juga merupakan suatu peluang, karena jika inovasi ini dikembangkan maka panen tidak lagi bergantung dengan musim.
Dari ujicoba di sejumlah kabupaten di Kalsel, Syamsir Rahman mengatakan per satu hektare padi apung ini mampu menghasilkan sekitar 7 ton padi.
Ia juga mengklaim metode ini cocok untuk segala varietas padi. Bahkan, alatnya terbilang simpel, hanya dengan styrofoam dan pot plastik, dan dapat digunakan hingga 10 kali panen.
Karenanya, ia berharap pihak kementerian dapat ikut serta mendukung pengembangan ini.
Ia juga mengaku bahwa pihaknya sudah bersurat kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia berkaitan dengan hal ini. rds