
BANJARBARU – Memasuki musim kemarau, Kota Banjarbaru mewaspadai daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tercatat, dalam dua bulan terakhir di Kota Banjarbaru sudah ditemukan lima titik api menyala dengan total luasan lahan yang terbakar diketahui kurang lebih 12 hektare.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru Zaini bahwa baru-baru tadi terjadi Karhutla di tiga titik lokasi yang berbeda.
“Yang terbaru ada 3 titik lokasi dengan total kurang lebih 5,5 hektare lahan terbakar,” beber Zaini kepada jejakrekam.com, Jumat (19/5).
Dirincikan Zaini, pada Senin (15/5), karhutla terjadi juga di Kelurahan Palam dengan luas lahan terbakar kurang lebih 0,5 hektare, kemudian pada Rabu (17/5/23) tejadi di dua tempat, yakni di Batu Besi Kelurahan Landasan Ulin Timur dengan luas lahan terbakar 3 hektare, dan di Griya Utama Trikora dengan lahan terbakar cukup luas sekitar 2 hektare.
Tercatat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di Banjarbaru berada di wilayah Kecamatan Cempaka, Kelurahan Landasan Ulin Timur, dan Kelurahan Guntung Manggis.
“Kalau di Palam jenis vegetasi lahannya akasia dan ilalang. Sedangkan di Batu Besi dan Griya Utama Trikora lahannya purun tikus,” ucap Zaini.
Terkait penyebab kebakaran yang terjadi di Banjarbaru, Zaini menuturkan karhutla ini karena beberapa hal dan penyebab. Salah satunya dikarenakan cuaca di Banjarbaru cukup panas, seperti yang terjadi di Griya Utama Trikora dan Batu Besi Landasan Ulin Timur.
“Selain itu juga dikarenakan adanya kesengajaan dibakar tanpa adanya tanggungjawab oleh oknum tersebut,” ungkapnya.
Dengan banyaknya titik api dan luasan lahan terbakar, Kota Banjarbaru sedang dalam proses penetapan status siaga karhutla. “Nanti akan digelar apel siaga karhutla,” kata Zaini.
Pihaknya juga akan terus melakukan langkah strategis untuk mencegah dan menanggulangi bencana karhutla di Banua. “Kami akan kerahkan semua sumber daya yang ada. Baik maupun sarana dan prasarana peralatan,” tandasnya.jjr