
BANJARMASIN – Sosialisasi empat pilar yakni Pancasila, UUD NRI tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika yang dilaksanakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia hendaknya disampaikan kemasyarakat bawah.
Karena masyarakat paling bawah perlu mendapatkan pemahaman langsung akan pentingnya empat pilar agar tidak terjadi saling bergesekan dan perselisihan antar sesama masyarakat di negara Republik Indonesia ini.
Hal tersebu disampaikan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin Sampurnawati mengatakan sasaran pada sosialisasi kali ini pelaku usaha dan mahasiswa STIMI sudah tepat karena di kampus yang diterima hanya Pancasila dan undang-undangnya.
Tapi hal-hal yang berkembang di masyarakat seperti NKRI, Bhinneka Tunggal Ika sangat tepat diterima mahasiswa untuk menambah wawasan mereka.
“ Masyarakat ada yang menerima, kurang jelas dan abu-abu,jadi 4 pilar kalau bisa disampaikan kepada masyarakat bawah ke desa-desa,” ujar Sampurnawati usai menjadi moderator pada acara sosialisasi 4 Pilar yang dilaksanakan Anggota DPD RI Habib Hamid Abullah SH MH di ruang gedung RRI Banjarmasin, Kamis (18/5) pagi.
Contoh banyak generasi sekaran tidak memakai produk Indonesia, bangga dengan produk luar dan itu sudah terjadi pergeseran nilai-nilai 4 Pilar seperti Pancasila, UUD NRI tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPD RI Habib Hamid Abullah SH MH mengharapkan kegiatan sosialisasi 4 pilar ini bisa diterima masyarakat bawah seperti anak-anak sekolah, PNS, pensiunan agar mereka tahu bawha Pancasila adalah alat pemersatu bangsa.
Kalau masalah hapal belum tentu ada orang melaksanakan Pancasila dengan membantu orang setiap hari, gotong royong itu sudah melaksanakannya.
“ Kita harapkan anak didik kita melaksanakan karena karakter itu sangat penting dalam 4 Pilar tersebut,” ujar Habib Hamid Abullah.
Kalau kedepan 4 Pilar ini perlu sekali disampaing juga tahu bahwa ada Pancasila, UUD NRI tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.” Di sekolah 4 Pilar pun sangat penting sekali masuk dan diketahui anak didik dalam bernegara,” jelasnya.
Kurikulum beragama itu disekolah jangan dihapus.” Kalau kurikulum beragama dihapus kita akan pasang badan,” tegasnya.rds