
RANTAU,- Perluas cakupan lokasi khusus stunting dari 100 desa menjadi 126 desa dan kelurahan, pemerintah kabupaten Tapin tambah anggaran penanganan stunting.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi TPPS bersama lintas sektor terkait yang dilaksanakan di Aula Bappelitbang, belum lama tadi.
Wakil 1 TPPS Kabupaten Tapin Hj Ratna Ellyani SIP mengatakan, kondisi stunting adalah kondisi keadaan gagal tumbuh anak, karena infeksi berulang yang disebabkan kekurangan gizi yang kronis, dalam waktu yang cukup lama yang penyebab anak menjadi tumbuh pendek.
Rapat kordinasi ini tidak lain untuk membangun dan meningkatkan koordinasi, komunikasi dan sinergi linta sektor terkait, baik tingkat kabupaten, kecamatan dan desa serta untuk merumuskan strategi, langkah – langkah dan komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Rapat koordinasi kali ini sekaligus untuk menetapkan desa locus stunting tahun 2024,” papar Hj Ratna Ellyani.
Ditambahkan Hj Ratna Ellyani, untuk lokus stunting, dari 100 desa tahun ini, ditambah menjadi 126 desa dan 9 kelurahan dengan dibarengi jumlah anggaran yang ditambah.
“Dulu dengan anggaran yang sedikit kita berhasil menurunkan angka stunting. Dan semoga dengan ditambahnya anggaran, penanganan stuting kita akan semakin lebih baik,” ujarnya.
Tak lupa dalam kesempatan itu ketua TP PKK Hj Ratna Ellyani menyampaikan, terima kasih kepada semua tim TPPS yang telah berjuang dengan keikhlasan mereka untuk menurunkan stunting, sehingga apa yang kita inginkan dan kita harapkan bisa menjadi kenyataan.
Diharapkan kepada semua SOPD dan semua lintas sektor terkait dapat memprioritaskan rencana kegiatan yang mendukung program penanganan stunting, sehingga tidak ada lagi kasus stunting di kabupaten Tapin, paparnya.
Sementara itu Asisten Ekobang H Errani Martin menambahkan, untuk program kegiatan penanganan stunting, tahun ini akan dilaksanakan sosialisasi – sosialisasi atau Bimtek tentang cara pengukuran stunting yang di peruntukan bagi kader kesehatan maupun kader PKK dan akan direalisasikan tahun ini.
Semoga dengan alat terstandar dan tenaga yang terlatih tentu pengukuran akan lebih akurat, dan hasilnya akan lebih baik, sehingga tahun 2024 angka stunting kita dibawah 14% atau zero stunting.
Ditambahkan H Errani Martin, untuk kegiatan penanganan stunting diantaranya melalui penanganan ibu hamil, ibu nifas serta penanganan remaja putri, balita dan bayi.
Seperti dinas PUPR akan terus membangun sarana air bersih dan sanitasi untuk penyediaan air bersih dan menciptakan sanitasi yang baik untuk mencegah stunting.Termasuk dinas – dinas lainnya, tujuan kegiatannya kita harapkan dalam rangka menurunkan angka stunting, tandasnya.{[her/mb03]}