Kamis, Juli 10, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Gerakan 3P Untuk Kesehatan Matamu

by matabanua
10 Mei 2023
in Opini
0
D:\2023\Mei 2023\11 Mei 2023\8\8\lulu Husnah.jpg
Oleh : dr. Lulu Hasna Ulfadila

 

MATA merupakan bagian anggota tubuh yang vital karena aktivitas sehari-hari kita bergantung pada indra penglihatan sehingga kesehatannya perlu untuk dijaga dan diperhatikan.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\8\Trubus Rahardiansah.jpg

Temuan Rekening Judol dan Keseriusan Pemerintah Prabowo Jaga Integritas Bansos

9 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\8\Fajar Riza Ul Haq.jpg

Yang Baru di Tahun Ajaran Baru: Urgensi dan Relevansi

9 Juli 2025
Load More

Namun, seiring bertambahnya usia dan juga berbagai hal, fungsinya akan menurun. Ditambah lagi masih banyak yang belum memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan mata.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Hasil Sensus Penduduk 2020 (SP 2020) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 270,20 juta jiwa dan mayoritas ada pada kelompok usia produktif sebesar 70,72%.

Sementara itu, persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan juga lebih tinggi di daerah perkotaan daripada daerah perdesaan. Hal ini salah satunya dapat terjadi karena berhubungan dengan lifestyle atau gaya hidup yang kurang sehat, seperti kurang gerak (sendentary behaviour), konsumsi fast food , dan polusi udara yang tinggi dari sektor transportasi.

Pada fungsi penglihatan kita saat ini sedang marak berkaitan dengan angka ketergantungan gadget pada aktivitas sehari-hari mulai dari penggunaan aplikasi media sosial, online zoom meeting, work from home, dan sebaginya. Kondisi seperti ini yang akhirnya bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan mata.

Keluhan yang dirasakan mulai dari mata merah, penglihatan menurun, mata berair, terasa silau, nyeri kepala, dan lain-lain. Kebiasaan yang tidak baik seperti mengucek mata, menonton tv atau monitor terlalu dekat, polusi dan udara yang tidak bersih, serta radiasi sinar matahari merupakan hal-hal yang dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan pada mata.

Gangguan penglihatan di dunia disebabkan oleh kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (42%), katarak (33%), glaukoma (2%), retinopati diabetika (1%), trakhoma (1%), kekeruhan kornea (1%), age-related macular degeneration (AMD) (1%), dan childhood blindness (1%), sedangkan kebutaan dapat disebabkan oleh katarak (51%), glaukoma (8%), AMD (5%), kekeruhan kornea (4%), childhood blindness (4%), trakhoma (3%), kelainan refraksi yang tidak terkoreksi (3%), dan retinopati diabetika (1%).

Oleh sebab itu pentingnya untuk meningkatkan awareness terhadap kesehatan mata walaupun tidak ada keluhan. Jika dari hasil pemeriksaan normal maka fungsi penglihatan masih baik dan jika dar hasil pemeriksaan ada gangguan maka dapat cepat dan tepat diatasi, misalnya tanpa disadari sudah memiliki angka minus yang tinggi.Karena gangguan kesehatan mata ini dapat terjadi mulai dari usia bayi hingga dewasa hingga berdampak pada produktivitas. Dalam rangka World Sight Day 2022 dengan Tema Love Your Eyes, PERDAMI (Perhimpunan Dokter Mata Indonesia) membuat sosialisasi baru mengenai pentingnya gerakan 3P untuk menjaga kesehatan mata.

1.Periksa Mata Secara Berkala

Pemeriksaan mata secara berkala akan membantu mendeteksi masalah pada tahap paling awal, yaitu saat dimana jika didapatkan kelainan masih lebih mudah untuk diobati. Beberapa faktor dapat menentukan seberapa sering memerlukan pemeriksaan mata diantaranya faktor usia, adanya penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, dan lain-lain) yang dapat menimbulkan komplikasi pada mata, atau sudah terdapat penyakit mata sebelumnya.

Menurut penelitian 40% masyarakat indonesia belum melakukan pemeriksaan mata. Pemeriksaan yang dilakukan berupa tajam penglihatan apakah dipertimbangkan penggunaan kacamata, pengukuran tekanan intraokuler mata karena beresiko terjadinya glaucoma “si pencuri penglihatan”, dan juga pemeriksaan pada saraf mata.

Contohnya pada saat masih bayi terutama premature dan lahir dengan berat badan rendah iasanya dicek apakah ada ROP (Retinopathy Of Prematurity), saat sudah memasuki usia sekolah diperhatikan apakah anaknya cukup fokus atau tidak saat memusatkan perhatian, apakah ada mata juling maupun mata malas, dan apakah pada saat di kelas jelas melihat pada papan tulis di depan karena berpengaruh pada pemahaman hingga prestasi belajar.

Pedoman umum menurut WHO sebagai berikut :

– Anak-anak 3 tahun ke bawah

Dokter akan memeriksa untuk perkembangan mata yang sehat dan mencari masalah yang paling umum seperti mata malas atau mata juling.

– Pemeriksaan mata yang lebih komprehensif antara usia 3 dan 5 tahun akan mencari masalah dengan penglihatan dan keselarasan mata.

Periksakan penglihatan anak sebelum memasuki tama kanak-kanak. Dokter dapat merekomendasikan seberapa sering pemeriksaan mata harus dilakukan setelah itu.

– Dewasa secara umum, jika sehat dan tidak memiliki gejala masalah penglihatan, American Academy of Ophthalmology merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan mata lengkap pada usia 40 tahun, ketika beberapa perubahan penglihatan dan penyakit mata mungkin mulai terjadi. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter mata dapat merekomendasikan seberapa sering harus menjalani pemeriksaan mata di masa mendatang.

– Saat berusia 60 tahun atau lebih, periksakan mata setiap satu atau dua tahun.

Sebagai tambahan, Periksakan mata lebih sering jika :

· Menggunakan kacamata atau lensa kontak

· Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata atau kehilangan penglihatan

· Memiliki penyakit kronis yang berisiko terkena penyakit mata yang seperti diabetes, hipertensi

· Minum obat yang memiliki efek samping serius pada mata

2.Pembatasan Waktu Penggunaan Gadget

Berdasarkan data internetworldstat, Sebuah studi menunjukkan bahwa 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget atau berada pada urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Pengguna Internet Indonesia Peringkat ke-3 Terbanyak di Asia (Maret 2021) mencapai 212,35 juta jiwa.

Berikut ini adalah rekomendasi WHO waktu pemakaian gadget menurut usia :

· Bayi (berusia kurang dari 1 tahun): Waktu pemakaian gadget tidak disarankan.

· Usia 1-2 tahun: Tidak ada screen time untuk anak berusia 1 tahun. Tidak lebih dari satu jam untuk anak berusia 2 tahun, dengan waktu yang lebih sedikit lebih baik.dan harus mendapatkan pengawasan dari orang tua.

· 3 sampai 4 tahun: Tidak lebih dari satu jam.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk membatasi screen time pada anak agar tidak ketergantungan dengan gadget contohnya dapat melakukan quality time bersama keluarga bermain dengan benda sekitar yang lebih interaktif untuk melatih sensorik dan motorik anak, membuat jadwal teratur serta seimbang untuk makan-minum-tidur-bermain an kalaupun melakukan screen time untuk anak diatas 2 tahun usahakan menonton tayangan yang bersifat edukatif.

Bahayanya apa sih kalau melampaui batas penggunaan gadget?

CVS atau Computer Vision Syndrome dapat terjadi pada siapa saja apabila sering terpapar dengan gadget sehingga menimbulkan berbagai macam keluhan pada mata. Maka dari itu, untuk mencegahnya terdapat rekomendasi untuk melakukan metode 20-20-20 : take a 20-second break to view something 20 feet away every 20 minutes. Sering kedipkan mata untuk melembapkan mata selama bekerja dan Lakukan kiat 20-20-20, yaitu mengalihkan pandangan dari layar setiap 20 menit untuk menatap objek yang berjarak jauh (sekitar 20 kaki atau 6 meter) selama 20 detik. Dua puluh detik merupakan waktu yang dibutuhkan untuk otot mata akhirnya relaksasi.

3.Pakai Pelindung Mata dari Sinar Matahari

Sebagian besar dari kita mungkin ingat untuk melindungi dengan mengoleskan tabir surya/ sunscreen, tetapi jangan lupa bahwa mata kita juga membutuhkan perlindungan. Penting untuk mulai menggunakan kacamata pelindung untuk melindungi mata dri paparan sinar ultraviolet. Radiasi UV, baik dari sinar matahari alami atau sinar buatan dalam sebuah ruangan, dapat merusak jaringan permukaan mata terutama pada bagian kornea dan lensa, dan masih banyak yang belum menyadari bahaya yang dapat ditimbulkan.

Dengan mengenakan kacamata hitam anti UV, dapat menurunkan risiko penyakit mata seperti pterygium, katarak, bahkan tumor mata. Terutama pada orang-orang yang berpotensi terkena karena paparan sinar matahari setiap harinya. Nelayan, petani, perselancar, olahragawan lain seperti lari/bersepeda, dan sebagainya. Tidak hanya yang terkena sinar matahri, orang dengan pekerjaan seperti tukang las juga perlu memakai pelindung mata ini agar tidak terkena percikan gram.

Pastikan untuk memilih kacamata hitam yang memberikan perlindungan 100% UV atau UV400, atau yang dapat memproteksi sinar UV-A dan UV-B. Rekomendasi tambahan lain untuk melindungi mata dari kerusakan akibat sinar UV, Kenakan bertepi lebar untuk melindungi mata langsung dari atas, jangan langsung menatap matahari terutama saat siang hari karena bisa merusak retina, dan Hindari tanning bed yng dapat menimbulkan risiko yang sama bagi mata dan tubuh seperti sinar UV di luar ruangan.

Sudah jelas dipaparkan diatas mengenai Gerakan 3P dalam menjaga kesehatan mata kita. Yuk jangan ragu periksakan matamu di dokter mata terdekat. Keep safe and stay tune on eyeducation everyone! (*)

 

 

Tags: BPSdr. Lulu Hasna UlfadilaRetinopathy Of PrematurityWHO
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA