
MARABAHAN-Komunitas Jurnalis yang tergabung dalam Penahijau Indonesia, membagikan bibit jeruk Siam Banjar kepada petani di kawasan Handil Danda, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Batola.
Bantuan bibit ini diharapkan, bisa sedikit meringankan beban petani jeruk yang sempat mengalami musibah. Di kawasan ini, pada tahun 2021 lalu ribuan tanaman jeruk masa berproduksi harus mati, akibat musibah banjir.
Usai musibah tersebut, petani melakukan tanam ulang bibit jeruk, dan lagi-lagi, menjelang bulan Ramadhan 2023 lalu, kawasan ini kembali terendam banjir, meski tak separah tahun 2021.
“Bibit bantuan ini, sangat membantu bagi kami, menganti bibit yang mati akibat terendam banjir,” ucap Budi, salah seorang petani.
Ketua Pena Hijau Indonesia, Denny S Ainan menjelaskan, bantuan bibit jeruk ini, diharapkan dapat meringan petani jeruk di Desa Handil Danda yang tanamannya mati, akibat terendam air diawal April 2023 lalu.
Bibit jeruk siam Banjar yang kami bagikan, bersumber dari Kebun Penakaran Jeruk Sei Pantai Batola, yang merupakan binaan dari Penahijau Indonesia.
Melalui penyebaran bibit jeruk siam Banjar ini, Penahijau juga secara tidak langsung ikut memberikan edukasi kepada petani di Kalsel, agar menggunakan bibit unggul dengan batang bawah menggunakan Japansche Citroen (JC) yang direkomendasi pemerintah.
“Ada dua yang direkomendasi pemerintah, yakni jenis JC dan RL (Rough Lemon),” kata Deny.
Alasannya, karena sebagian bibit yang beredar masih menggunakan selling atau batang bawah dari jeruk hantu (sebutan penakar lokal), atau jeruk salam kalau didaerah Jawa disebut.”Jenis ini, tidak dianjurkan,” ucapnya.
Deny mengakui, memang untuk benih dari jeruk hantu ini sangat murah dibandingkan harga biji jeruk JC maupun RL.”Biji jeruk JC atau RL dijual kisaran Rp1,5 hingga Rp2 juta/kg. Kalau biji jeruk hantu cuman Rp500 ribu/kg,” jelas Deny.{{mb03}}