Oleh: Fadhila Rohmah
Kabupaten Tabalong yang disebut sebagai gerbang penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), dalam beberapa tahun belakangan ini memang telah melewati berbagai pembangunan yang berkelanjutan. Tentu, rencana rancangan pembangunan terus dicanangkan untuk membangun Kabupaten Tabalong yang siap menjadi penyangga IKN. Tidak terkecuali pembangunan di aspek pendidikan.
Pada bulan April ini, Pemerintah Kabupaten Tabalong bersama dengan Universitas Lambung Mangkurat telah mencapai kesepakatan bersama untuk membuka kampus ULM di Kabupaten Tabalong. Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani mengungkapkan bahwa rencana pembukaan kampus ULM di Tabalong adalah langkah yang tepat untuk mendukung kemajuan ULM menjadi perguruan tinggi terkemuka. Hal tersebut mengingat karena posisi strategis Tabalong, yang tidak hanya berdekatan dengan calon ibu kota negara di Kalimantan Timur, namun juga berdekatan dengan Provinsi lain seperti Kalimantan Tengah (dikutip dari antaranews, 11/04/23).
Rencana ini serius ditindaklanjuti dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah Tabalong dan Universitas Lambung Mangkurat pada 11 April 2023 yang lalu, di Wisma Tamu Kelurahan Pembataan, Kecamatan Murung Pudak. Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Ahmad Alim Bachri mengungkapkan bahwa selain mereka menilai bahwa pembukaan ULM di Tabalong dapat mendukung kesiapan SDM menuju IKN, rencana ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi (dikutip dari Portal Tabalong, 14/04/23).
Adanya rencana pembukaan Universitas Lambung Mangkurat di Tabalong tentu adalah kabar positif bagi masyarakat. Bagaimana tidak, keterjangkauan masyarakat, terutama masyarakat Tabalong, terhadap pendidikan tinggi akan semakin mudah. Ditambah dengan lebih banyaknya tawaran variasi jurusan sehingga dapat mendukung para pelajar SMA/SMK dan sederajat yang ingin lebih mengeskplor program-program studi di Universitas. Kabar positif ini semestinya disambut positif pula oleh masyarakat.
Akan tetapi pada realitasnya, meskipun jangkauan akses terhadap pendidikan tinggi semakin dekat dan mudah, namun belum menjamin kemerataan akses tersebut didapatkan oleh seluruh lini masyarakat. Dikarenakan akses pendidikan tinggi saat ini diraih dengan biaya yang tidak sedikit pula. Apalagi jika PTN telah berpredikat badan hukum atau biasa disebut PTN BH, yang predikat ini memberikan kebebasan bagi perguruan tinggi untuk berdiri secara otonom atau mandiri dalam pengaturannya, termasuk dalam perihal pembiayaan. Wajar lah biaya UKT yang mahal menjadi salah satu dari sekian alasan para pelajar tidak melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan. Pada akhirnya, kemerataan pendidikan belum dijamin bisa diperoleh oleh masyarakat, karena saat ini pendidikan tinggi adalah komoditas bisnis yang harus dibeli dengan uang. Pendidikan bukanlah hak yang diterima cuma-cuma oleh masyarakat.
Selain itu, tujuan pendidikan tinggi untuk memberikan pendidikan intelektual yang berkualitas dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdayaguna untuk kepentingan masyarakat, dapat terlihat telah bergeser menjadi pendidikan tinggi yang menyiapkan lulusannya untuk terjun ke dunia kerja. Artinya, PTN membekali mahasiswanya dengan keilmuan yang membuat mereka siap menjadi tenaga kerja. Hal ini diamati dari adanya variasi program studi yang ditawarkan maupun yang baru dibuka oleh kampus-kampus negeri mengarah kepada program studi yang mendukung roda industri dan bisnis. Tujuan pendidikan tinggi untuk membentuk para intelektual sudah tidak murni lagi dan bergeser kepada membentuk para calon pekerja di bawah para korporat atau para kapitalis. Hal ini mungkin dipandang bagus, namun mengundang kemirisan jika dilihat dari sudut pandang yang lebih kritis. Karena pada akhirnya, pendidikan tidak membentuk generasi masa depan yang intelektual dan berkarakter, namun justru malah menyiapkan para buruh dan pekerja.
Sebagai muslim, Islam memberikan cara pandang dan praktik yang berbeda dalam dunia pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan wajib dijamin kepada seluruh rakyat karena menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban yang tertuang dalam Islam. Sehingga akses pendidikan akan diberikan secara gratis kepada seluruh lapisan masyarakat, tanpa mengeluarkan sepeser pun uang. Hal ini dikarenakan negara telah merumuskan anggaran untuk pendidikan yang anggaran pemasukannya berasal dari sistem ekonomi Islam yang berdiri mandiri. Tata kelola SDA yang efektif dan efisien menjadi salah satu pemasukan yang sangat besar bagi negara dari sekian pemasukan negara lainnya, yang lebih dari cukup untuk membiayai pendidikan gratis bagi masyarakat, mulai tingkat dasar hingga tingkat tinggi.
Tujuan pendidikan di dalam Islam secara umum pun adalah untuk mencerdaskan dan membentuk karakter pada generasi. Tujuan tersebut dituangkan dalam visi, misi, dan kurikulum pendidikan bertingkat, dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi. Secara khusus, pendidikan tinggi di dalam Islam bertujuan murni untuk pengembangan literasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi terkemuka yang aksesnya akan didapatkan oleh seluruh masyarakat. Masyarakat intelektual dan berliterasi tinggi dapat diwujudkan dengan pendidikan tinggi berbasis kurikulum Islam yang murni bervisi pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang bertujuan demi kemaslahatan rakyat. Sehingga pendidikan tinggi dapat menjadi wadah kontribusi generasi untuk membangun kesejahteraan dan kemajuan rakyat dan negara.
Wallaahu a’lam bish shawwab
