
Tidak terasa, sebentar lagi kita (umat Islam) akan merayakan hari kemenangan atau Idul Fitri. Setelah sebulan penuh berpuasa, umat Islam akan merayakan pasca Ramadhan (Idul Fitri).
Rutinitas jutaan massa berbondong-bondong pergi (mudik) untuk merayakan hari pengampunan pun juga terjadi. Begitulah berkah di hari yang paling istimewa dalam kalender Islam. Sebab Idul Fitri adalah anugerah Allah kepada orang mukmin yang menunaikan ibadah puasa sepanjang Ramadhan.
Merujuk maknanya, Id artinya kembali dan al-fitri berarti murni, menunjukkan semacam status “back-to-nature”. Menurut Islam, bayi yang baru lahir adalah bersih tanpa dosa.
Orang tua bertanggung jawab untuk membuat bayi menjadi baik, sebaik mungkin. Jelas, dari sudut pandang Islam, pendidikan anak usia dini adalah tahap pertama dan paling penting dari sebuah proses pendidikan.
Introspeksi
Bulan puasa mengajarkan introspeksi, kasih sayang dengan solidaritas sosial yang tinggi. Orang harus menahan diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang dinyatakan halal (diijinkan) dari mulai terbit matahari sampai terbenamnya matahari.
Dengan menyelesaikan puasa sebulan penuh, umat Islam sekarang terlahir kembali untuk mengatur hidup baru. Perayaan Idul Fitri dimaksudkan untuk merayakan kemenangan pasca berpuasa sebulan penuh di bulan penuh ampunan, Ramadhan.
Orang Muslim didorong untuk berbagi kesejahteraan dengan orang lain. Muslim diingatkan oleh Nabi Muhammad Saw., bahwa kepemilikan sejati adalah amal yang memberikan kontribusi kepada orang lain. Tindakan memberi membawa kebahagiaan baik untuk pemberi maupun penerima. Semakin banyak memberi maka semakin bahagia. Ini prinsip dan pasti membawa kesan dan pesan berharga dalam hidup ini.
Melakukan kesalahan adalah manusiawi, tapi terus menerus berbuat salah adalah nakal dan merusak diri. Semakin banyak melakukan kesalahan, semakin tertekan dan sengsara. Ini prinsip dan pasti membawa kesan dan pesan berharga dalam hidup ini. Kesalahan adalah gejala penyakit mental. Oleh karena itu, bulan pengampunan turun setahun sekali untuk memandu kembali ke jalan yang lurus. Secara alami (fitrah) manusia berkeinginan untuk menjadi baik.
Zakar Fitrah
Ramadhan, dibandingkan dengan bulan lainnya di setiap tahun, seperti hari Jumat dibandingkan dengan hari lain dalam seminggu. Tanpa memandang status sosial – kaya atau miskin – semua merayakannya, bahkan yang tidak berpuasa pun ikut merayakannya. Tapi salah satu yang membedakan adalah seorang Muslim wajib memberi sedekah wajib (zakat fitrah) sebelum melakukan doa Idul Fitri. Tujuannya adalah untuk berbagi kesejahteraan dengan orang miskin sehingga mereka juga bisa merayakannya.
Intinya adalah bahwa semangat dan sikap memberi amal sedekah dan pengampunan harus terwujud dalam bulan-bulan lainnya sepanjang tahun. Muslim perlu menjadikan Ramadhan seperti kendaraan yang perlu perbaikan (servis). Ramadhan memberi energi positif dalam kehidupan untuk melakukan perbuatan mulia dan terus komit pada solidaritas sosial.
Silaturahim
Interaksi sosial termasuk bagian yang tidak bisa lepas dari hari lebaran karena didalamnya ada perintah silaturahim, yang secara harfiah berarti membangun kasih sayang. Nabi Muhammad Saw., mengatakan bahwa silaturahim akan memperpanjang usia.
Kantor pemerintah, lembaga sosial, bahkan skala kecil masyarakat secara teratur mengadakan halal bihalal, sebuah ekspresi yang tercipta untuk merujuk pada sebuah pertemuan sosial yang diadakan beberapa minggu setelah perayaan Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri bukanlah akhir. Sekali lagi, misi ini adalah untuk melembagakan silaturahim. Terlepas dari iman dan agama, politik mana dan birokrasi manapun tetap wajib melangsungkan silaturahim.
Takbir
Di malam hari Idul Fitri umat Islam di seluruh dunia mengumandangkan takbir, yang secara harfiah berarti memperbesar kebesaran Allah dengan mengucapkan dengan suara keras Allahu Akbar, Allah Maha Besar, baik secara kelompok atau secara individu sampai matahari terbenam pada malam hari Idul Fitri.
Takbir merupakan peringatan ilahi bagi umat Islam bahwa manusia diciptakan sama. Allah yang besar. Di mata-Nya yang paling mulia adalah satu – tanpa memandang status sosial – yaitu yang bertakwa kepada-Nya. Takbir mendidik kita untuk menjadi sederhana, hormat dan sopan.
Sebagai penutup, puasa secara medis menyembuhkan, mudik menyenangkan dan halal bihalal secara sosial bermanfaat. Semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini diterima disisi-Nya. Amin