
Duduk bersila kerap dianggap sebagai posisi duduk yang kurang baik. Selain dapat mengganggu postur tubuh, duduk bersila dirumorkan dapat meningkatkan risiko masalah bekuan darah yang mengancam jiwa, yaitu trombosis vena dalam atau DVT. Benarkah?
“Duduk bersila menyebabkan bekuan darah adalah sebuah mitos,” jelas dokter ahli bedah vaskular, Prof Mark Whiteley, seperti dilansir Express, Rabu (12/4), kemarin.
Prof Whiteley mengungkapkan bahwa rumor mengenai duduk bersila dan trombosis vena dalam ini bermula dari pendapat para dokter dan perawat di masa lalu. Kala itu, mereka berpikir bahwa kebiasaan duduk bersila yang dilakukan pasien memberikan tekanan berlebih pada otot betis dan menyebabkan DVT.
“Saat ini kita tahu bahwa bekuan darah (dalam kasus DVT) terbentuk akibat kurang gerak, penyakit, dan faktor lain di rumah sakit, bukan karena menyilangkan kaki,” kata Prof Whiteley.
Meski begitu, Prof Whiteley mengimbau orang-orang untuk tidak duduk bersila dalam waktu yang lama. Hal ini perlu diperhatikan, terutama oleh orang-orang yang berisiko terhadap masalah bekuan darah. Kelompok yang berisiko adalah orang yang baru saja dirawat di rumah sakit, orang yang menjalani terapi kanker, ibu hami, serta orang dengan riwayat gangguan bekuan darah di dalam keluarga.
“Tidak aktif dalam waktu lama, termasuk duduk selama beberapa jam atau terbaring di tempat tidur, bisa meningkatkan risiko Anda pada terbentuknya bekuan darah,” ujar Prof Whiteley.
Hal tersebut bisa terjadi karena darah di kaki tak bergerak cukup cepat bila tubuh tak bergerak. Akibatnya, darah akan cenderung terkumpul di area kaki.
Bekuan darah yang terbentuk di dalam arteri dikenal sebagai arterial blood clot. Bekuan darah ini umumnya terbentuk di area kaki dan bisa menyumbat pembuluh darah.
Bila sumbatan terjadi, area kaki yang terdampak bisa tak mendapatkan cukup oksigen sehingga terjadi kerusakan jaringan. Masalah bekuan darah di kaki bisa memunculkan gejala yang samar. Beberapa di antaranya adalah rasa pegal di kaki dan kaki bengkak.
Selain memunculkan rasa tidak nyaman, gangguan bekuan darah juga bisa memicu kondisi yang mengancam jiwa. Kondisi mengancam jiwa ini dapat terjadi bila bekuan darah menyumbat pembuluh darah di organ-organ penting.
Bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak misalnya, bisa menyebabkan strok. Bila penyumbatan terjadi di pembuluh darah jantung, maka yang akan terjadi adalah serangan jantung.rep