
KANDANGAN – Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor atau Paman Birin menghadiri syukuran dan panen bersama para petani budidaya padi apung di Desa Hamayung, Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Selasa (4/4).
Padi apung tersebut berada di lingkungan kondisi air yang selalu tergenang serta mengoptimalkan produksi padi diatas luasan lahan seluas 0,6 ha ada sebanyak 1.500 styrofoam padi apung menguning.
Paman Birin mengatakan di lahan padi apung Kelompok Tani Cinta Maju Desa Hamayung, Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini seperti “hujan di musim kemarau”.
“Karena disaat kita sedang berupaya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, khususnya beras lokal, kita dapat melaksanakan panen padi hari ini,” katanya pada syukuran yang juga dihadiri Bupati HSS, H Achmad Fikry.
Paman Birin menuturkan padi apung ini merupakan sebuah terobosan atau inovasi luar biasa dan dapat berjalan dengan sukses, sehingga kedepan dapat terus dikembangkan lebih banyak lagi, terlebih di daerah-daerah rawa.
“Potensi lahan rawa di banua kita sangat luar biasa, dimana luas baku lahan rawa, mencapai lebih dari 290 ribu hektar, sementara hanya sebagaian kecil saja yang dapat dimanfaatkan secara terus menerus, dikarenakan berbagai hal seperti banjir,” katanya.
Maka dari itu, kata Paman Birin, program padi apung yang telah sukses dilaksanakan hingga hari ini dapat menjadi contoh untuk dikembangkan di lahan-lahan berair lainnya yang belum dapat kita manfaatkan secara maksimal.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, H Syamsir Rahman menyampaikan, padi apung ini dalam rangka mengelola lingkungan lahan yang kondisi airnya selalu dalam atau tergenang agar tetap menghasilkan produksi padi yang optimal dan menimbulkan keuntungan secara ekonomi bagi petani serta memberikan contoh dan memotivasi petani untuk menerapkan budidaya padi apung.
“Di Kalsel Tahun 2022 melalui APBD Perubahan mengalokasikan kegiatan Padi Apung seluas 3.500 Styrofoam yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan seluas 2.000 styrofoam, Barito Kuala 500 styrofoam dan Kabupaten Balangan 1.000 styrofoam,” pungkasnya.
Basran, selaku Ketua Kelompok Tani Cinta Maju Desa Mahayung, merasa terbantu dengan adanya inovasi padi apung tersebut, selain perawatan yang lebih mudah, metode yang digunakan juga membuat hasil panen meningkat.
Hal tersebut dikarenakan padi yang dipanen tidak terpengaruh dengan keadaan lahan yang sering terdampak banjir serta terhindar dari hama tikus dan juga rumput liar.
“Sebelumnya sudah dilakukan uji coba penanaman sebanyak 3 styrofoam dengan jumlah per styrofoam 21 rumpun padi, dengan jenis inpari 32, siam madu dan sertani,” terang Basran.
Basran menambahkan, dengan metode penanaman sebelumnya, dengan cakupan lahan seluas 80 hektare hanya 30 persen yang dapat ditanami, hal tersebut dikarenakan debit air yang terlalu tinggi, sehingga padi tidak dapat tumbuh, akan tetapi dengan metode padi apung, 100 persen lahan dapat ditanami.
“Alhamdulillah, dengan adanya inovasi padi apung ini, lahan seluas 80 hektare dapat ditanami padi 100 persen, nantinya penanaman akan dilakukan secara bertahap, oleh kelompok tani sekitar,” pungkasnya.
Basran berharap dengan adanya inovasi tersebut, dapat membantu meningkatkan perekonomian dan mensejahterakan petani.
Pada kesempatan tersebut, untuk meningkatkan dan menunjang petani, Pemprov Kalsel Pada tahun anggaran 2023 memberikan bantuan kepada sejumlah kelompok tani di Hulu Sungai Selatan.
Diantaranya bantuan Padi Inbrida 100 hektar senilai Rp182,750 juta, Biofortifkasi 250 hektar senilai Rp392,5 juta, Padi Rawa 500 hektar senilai Rp1,022 miliar, Padi Apung 500 Styrofoam Rp114,105 juta, Benih padi inbrida 500 hektar Rp137,5 juta.end/adpim/ani