
JAKARTA – Harga beras di pasaran tengah mengalami kenaikan, bahkan ada yang dijual Rp14.000 per kilogram. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai kenaikan harga itu karena momen bulan suci Ramadhan, ditambah dengan sentimen stok beras yang dikuasa Perum Bulog.
Menurut pantauannya, harga beras premium berkisar antara Rp12.500 sampai Rp 14.000 per kilogram di pasaran. Sementara, beras Bulog dipatok dengan harga Rp 9.450 per kilogram dengan kemasan 5 kilogram.
Salah satu pedagang pasar mengeluhkan kalau harga beras yang berlaku saat ini merupakan yang tertinggi dari sebelumnya. Mendag Zulkifli pun mengakui adanya kenaikan harga tersebut.
“Yah iya memang demikian (ada kenaikan). Oleh karena itu Bulog operasi pasar terus sehingga stoknya gak banyak,” ujarnya usai mengunjungi Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Senin.
Sebagai langkah mengendalikan harga, Bulog terus melakukan penyerapan dari hasil panen petani di berbagai daerah. Tujuannya untuk mengembalikan lagi stok yang sudah digunakan untuk operasi pasar, harapannya bisa juga ikut mengendalikan harga di pasaran.
“Oleh karena itu lagi dipenuhi lagi, lagi panen beli terus, karena kalau Bulog itu belinya lebih mahal jual murah. Kan fungsinya stabiliasasi harga,” tegasnya. “Maka untuk menurunkan harga makanya barangnya harus banyak, itulah tugasnya Bulog,” sambung Mendag Zulkifli.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Supply Chain Bulog Mokhamad Suyamto menjelaskan saat ini penyerapan beras oleh Bulog sudah terus meningkat. Dari sebelumnya 5.000 ton per hari, menjadi 8.000 ton per hari. “Serapan dalam negeri sudah meningkat. Ini terus kita lakukan penyerapan. Khususnya dari Jabar, Jatim, DKI dan NTB,” ujar dia.
Dia juga menjelaskan dengan penyerapan yang dilakukannya, stok Cadangan Beras Pemerintah (CPB) yang dikuasai Bulog sudah mencapai 340 ribu ton. Sebelumnya, sudah digunakan dan tersisa 220 ribu ton. “Semoga terus bertambah, karena kita juga terus menyerap produksi dalam negeri,” urainya.
Namun, meski serapan dalam negeri terus meningkat, kata Suyamto rencana impor beras tetap akan dilakukan. Saat ini prosesnya Bulog dalam tahap pengadaan.
“Importasi untuk cadangan beras nasional tetap dilakukan. Kita target supaya bisa datang sesuai jadwal hari ini masih pengadaan,” ujar Suyamto.
Kepala Bappanas Arief Prasetyo Adi juga menjelaskan saat ini seluruh izin prakasa, izin impor sudah keluar. Meski kata dia, pemerintah tetap mengutamakan serapan produksi dalam negeri namun langkah importasi tetap akan dilakukan.
“Izin semua sudah ada. Tapi kita atur sedemikian rupa, sebijak mungkin dilakukan. Panen kita juga masih ada kan di beberapa tempat. Kita tetap utamakan produksi dalam negeri,” kata Arief.
Kalaupun sudah cukup, kata Arief pun Bulog sudah empat tahun tidak melakukan impor beras. Ia mengakui, kebijakan ini tidak populis dan kebijakan yang pelik.
“Ini memang sedang panen raya. Prosesnya lama kok. Jangan pas udah selesai panen raya malah pusing kita gak ada stok. Jadi ini advance kok, buat cadangan pangan pemerintah,” kata Arief. rep/mb06