Kamis, Agustus 21, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Aksi Brutal Geng Motor, Potret Buram Kehidupan Sekuler Liberal

by matabanua
16 Maret 2023
in Ekonomi & Bisnis
0

Oleh: Nor Faizah Rahmi, S.Pd.I (Praktisi Pendidikan & Pemerhati Remaja)

Bak jamur di musim hujan, geng motor makin banyak dan meresahkan masyarakat. Tidak sedikit korban yang langsung tewas di tempat. Hanya dengan alasan ingin bertarung, gerombolan remaja tega menganiaya siapa pun yang dilewatinya. Bermodalkan motor dan senjata tajam, celurit, hingga samurai, mereka menerjang malam mencari mangsa. Inilah satu dari sekian banyak potret buram tingkah laku generasi. Kenakalan remaja telah menjelma menjadi kriminalitas yang sangat meresahkan.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\21 Agustus 2025\7\hal Ekonomi 21 Agustus) )\master 7.jpg

Bulog Wajibkan Pembelian Beras SPHP via Aplikasi

20 Agustus 2025
D:\2025\Agustus 2025\21 Agustus 2025\7\hal Ekonomi 21 Agustus) )\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

60 Persen Penyaluran KUR Terserap ke Sektor Produksi

20 Agustus 2025
Load More

Baru-baru ini, Polresta Bogor menangkap empat remaja anggota geng motor ‘Batavia’ yang telah melakukan pembacokan dengan celurit terhadap seorang remaja di jalanan Kota Bogor. Setelah mengeroyok dan membacok, pelaku merampas ponsel dan uang milik korban. Pelaku mengaku konvoi mencari lawan secara acak di jalanan untuk diperdaya. (Detik, 13-2-2023).

Pemuda berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang tidak dikenal di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor. Kasus ini masih dalam penyelidikan oleh polisi. Kapolsek Cibinong Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan peristiwa penyerangan itu terjadi sekira pukul 02.00 dini hari tadi. Ketika itu, korban diketahui sedang nongkrong bersama teman-temannya. “Ada rombongan anak muda sekira 20 orang melintas mengunakan motor,” ujar Adhimas dalam keterangannya, Sabtu (11/2/2023).

Tiba-tiba, rombongan motor tersebut berbalik arah dan menyerang ke arah korban beserta teman-temannya. Alhasil, korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian kepala dan punggung. “Korban lalu dibawa ke RSUD Cibinong oleh kakaknya,” jelasnya. Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus tersebut. Baca juga: Hendak Tawuran, Belasan Geng Motor di Bandar Lampung Dibekuk Polisi “Masih pengembangan oleh Unit Reskrim,” tutupnya.

Fenomena geng motor hadir di tengah corak kehidupan sekuler liberal. Sekularisme adalah paham yang menjauhkan agama dari kehidupan manusia. Walhasil, manusia bertingkah laku berdasarkan nafsunya semata. Konsekuensi dari kehidupan sekuler adalah liberalisme, yaitu pemahaman yang membebaskan tingkah laku manusia. Manusia dianggap mampu menyelesaikan seluruh urusannya tanpa bantuan Sang Pencipta.

Padahal, akal manusia lemah dan terbatas yang jika dibiarkan tanpa bimbingan wahyu akan mengantarkan pada kerusakan. Inilah pangkal malapetaka umat manusia saat ini. Sistem ini pun tidak ada dengan sendirinya. Kepemimpinan peradaban Baratlah yang telah sengaja mengembuskannya ke seluruh penjuru dunia, terlebih ke negeri-negeri muslim agar umatnya meninggalkan agamanya. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menguasai dunia.

Propaganda “kebebasan akan mendatangkan kebahagiaan” terus mereka dengungkan dan kini sukses menginjeksi pemikiran umat manusia, termasuk generasi muda untuk hidup semaunya dan tidak acuh pada agamanya. Dari sistem kehidupan sekuler liberal, setidaknya lahir tiga faktor pemicu terjadinya fenomena geng motor.

Pertama, faktor keluarga yang absen dari pengasuhan

Akibat agama dijauhkan dari kehidupan, ayah dan Ibu membangun keluarga tidak berlandaskan iman dan takwa. Banyak dari ayah-ibu yang tidak memahami bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga. Mereka dengan mudahnya menyerahkan pengasuhan pada pihak lain dengan alasan sibuk bekerja. Akhirnya, orang tua hanya mengandalkan sekolah dalam mendidik putra-putri mereka.

Padahal, anak sangat membutuhkan kehadiran kedua orang tuanya sebagai sandaran dan teladan. Namun, alih-alih menjadi teladan, orang tua malah menjadi contoh buruk, bahkan menjelma menjadi predator bagi anak mereka. Lihatlah kasus ayah memerkosa anak kandungnya, juga sosok ibu yang malah menjadi muncikari bagi anak-anak mereka.

Kadang anak diserupakan beban yang menyusahkan sehingga keluarlah lisan dan sikap buruk dari orang tua kepada anak-anak mereka. Anak-anak pun menjadi bebal dan keras hatinya, haus akan kasih sayang dan merasa tidak diakui keberadaannya. Terlebih anak laki-laki yang kerap menjelma menjadi manusia beringas yang tega menganiaya sesama.

Kedua, faktor sekolah dalam sistem pendidikan sekuler

Sekolah yang menjadi andalan utama para orang tua, nyatanya memiliki segudang persoalan yang lahir dari buruknya sistem pendidikan sekuler. Pendidikan hari ini jauh dari nilai-nilai agama. Jangankan akidah Islam, generasi terus dijejali dengan akidah liberal yang membebaskan perilaku manusia. Mereka tidak bisa membedakan mana perilaku yang benar dan yang salah. ini karena gagasan liberal membebaskan mereka untuk berbuat sesuka mereka dan mengejar apa pun yang mereka mau.

Ajaran “kebebasan yang bertanggung jawab” hanya menjadi slogan basi yang saling kontradiktif. Sistem pendidikan sekuler yang mendewakan kebebasan ini makin menyingkirkan peran agama dalam kehidupan. Lihat saja, atas nama toleransi, seragam muslimah dipersoalkan, rohis dituduh sebagai tempat lahirnya bibit-bibit radikalis, bahkan buku ajar yang menerangkan wajibnya Khilafah malah diberangus.

Ketiga, faktor negara

Keberadaan geng motor bukan baru terjadi tahun ini. Hilangnya nyawa manusia akibat perilaku biadab geng motor ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lampau. Salah satunya adalah karena sanksi yang diberikan tidaklah menjerakan. Misalnya, seperti baru-baru ini, ada aksi ketua geng motor di Bandung yang menebas leher seorang remaja hingga tewas di tempat. Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 KUHP dan Pasal 80 KUHP dengan ancaman hukuman berkisar hanya sekitar 10 tahun penjara.

Padahal, pelaku sudah menghilangkan nyawa! Akan tetapi, atas nama HAM, kisas tidak bisa diberlakukan. Belum lagi hukum yang tumpul pada pemilik uang dan oknum aparat yang kerap bekerja untuk pejabat, menjadikan keadilan bagai mimpi di siang bolong bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain gagal menghadirkan rasa aman, negara sekuler juga gagal menjaga generasi dari buruknya berbagai tayangan di media.

Negara seolah bertekuk lutut di bawah kaki korporasi media yang acapkali menayangkan visual sampah dan mempropagandakan kebebasan berperilaku. Jadilah generasi mudah sekali terpapar pornografi dan tayangan kekerasan. Ini pulalah yang turut menyuburkan tindakan kriminal.

Ajaran Islam yang berasal dari wahyu Allah Taala sudah pasti dapat menjawab dan menyelesaikan seluruh persoalan manusia, termasuk fenomena geng motor. Berkebalikan dengan sekularisme, Islam memandang bahwa agama harus menjadi pedoman hidup manusia. Dari sanalah kita akan meyakini bahwa Islam adalah agama yang mampu menyelesaikan seluruh urusan umat manusia.

Agama juga menjadi landasan amal seseorang yang akan mengantarkan pada bangunan rumah tangga yang berlandaskan akidah Islam. Ayah-ibu yang memahami agama akan menempatkan anak sebagai amanah yang harus dijaga sehingga pengasuhan pun akan optimal. Fungsi ayah-ibu dikembalikan pada syariat, yakni ayah mencari nafkah, sedangkan ibu menjadi ummun wa rabbatul baiti.

Sosok ibu yang menjalankan fungsinya dengan optimal akan melahirkan generasi saleh yang kenyang akan kasih sayang, hati yang lembut, dan menyayangi sesama. Teladan kedua orang tuanya akan membekali tingkah laku mereka. Walhasil, jangankan menyakiti orang, mereka justru akan berusaha untuk bermanfaat bagi umat. Sistem pendidikan pun wajib berbasis akidah. Pola sikap anak-anak akan sesuai dengan tuntunan syariat sehingga syahsiah islamiah akan terbentuk sedari dini.

Mereka pun akan gemar beramal saleh, alih-alih ikut komunitas seperti geng motor.

Sanksi Pidana Pembunuhan Sengaja dalam Islam Sebagai pelindung dan pengurus umat, negara akan menjamin keamanan bagi seluruh warga. Sanksi pidana bagi pembunuhan yang disengaja adalah salah satu dari tiga jenis sanksi syariat, tergantung pilihan keluarga korban, yaitu kisas (hukuman mati), membayar diat (tebusan/uang darah), ataupun al-‘afwu (memaafkan pelaku).

Jika keluarga korban meminta diyat bagi pembunuhan disengaja, seperti pembacokan oleh geng motor, hal ini termasuk diat mughallazhah, yakni diat kelas berat. Pelaku harus membayar tebusan kepada keluarga korban berupa 100 ekor unta yang 40 ekor di antaranya dalam keadaan bunting. Dari Abdullah bin ‘Amr bahwa Rasulullah saw. berkhotbah pada saat Fathu Makkah, beliau saw. bersabda,

“Perhatikanlah! Diat untuk pembunuhan tidak disengaja yang tampak disengaja, seperti dilakukan dengan cambuk dan tongkat, adalah 100 unta, 40 ekor di antaranya sedang hamil.” (HR Abu Dawud, no. 1662).

Kendati pun mereka “masih” remaja, hukuman bagi mereka sama dengan orang dewasa tersebab mereka telah akil balig. Adapun jika mereka masih anak-anak yang belum balig, mereka tidak akan dijatuhi sanksi pidana sebab mereka bukanlah mukalaf. Mukalaf adalah mereka yang akil (berakal), balig (dewasa), dan mukhtar (melakukan perbuatan atas dasar pilihan sadar tanpa ada paksaan).

Ketika perbuatan kriminal dilakukan oleh anak yang belum balig dan itu terjadi karena kelalaian walinya, semisal walinya mengetahui, lalu membiarkannya, wali tersebutlah yang akan mendapatkan sanksi. Namun, jika bukan karena kelalaian wali, wali dan anak tersebut tidak akan mendapatkan sanksi. Selain itu, media dalam negara hanya akan menayangkan tayangan-tayangan yang bermanfaat bagi terbentuknya jawi al-iman di tengah masyarakat. Tayangan kekerasan dan pornografi juga tidak akan mendapat ruang untuk beredar.

Wahai kaum muslim, sejatinya fenomena geng motor yang merebak ini adalah buah dari penerapan sistem sekuler liberal. Dengan demikian, membuangnya dan menggantinya dengan sistem Islam akan mampu menghadirkan sosok remaja yang gemar berbuat kebaikan dan berkontribusi besar demi terbangunnya peradaban gemilang.

 

 

Tags: Geng MotorNor Faizah RahmiPraktisi Pendidikan & Pemerhati Remaja
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA