Sabtu, Juli 12, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Sistem Kehidupan yang Menjaga Fitrah dan Peran Keibuan

by matabanua
15 Maret 2023
in Opini
0

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd (Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi)

Betapa menjijikkan perbuatan seorang wanita pemilik rental PS di Jambi, pelaku berinisial YN dan masih berusia dua puluh lima tahun dan berstatus ibu muda dengan bayi berumur sepuluh bulan. YN melakukan pelecehan kepada 11 anak laki-laki dan perempuan yang bermain PS di rentalnya (tvonenews.com). Pelaku dibekuk setelah satu orang tua korban melaporkannya ke pihak kepolisian. Saat dimintai keterangan pelaku mengaku menjadi korban pelecehan, sedangkan sang suami tidak tahu-menahu tentang perbuatan nista istrinya (kompas.com).

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Menuju Negeri Bersih dan Berdaya

10 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\8\8\Nur Alfa Rahmah.jpg

Indonesia Darurat Perundungan Anak: Mencari Solusi Sistemik

10 Juli 2025
Load More

Kasus ini benar-benar membuktikan betapa rusaknya sistem kehidupan yang berlandaskan kepada sekulerisme kapitalisme. Sistem ini membuat agama dipisahkan dari kehidupan. Karenanya, manusia hanya mengejar kesenangan jasadiyah semata sebagai tujuan hidupnya.

Fitrah keibuan pun menjadi rusak, ini adalah bukti nyata bobroknya sistem sekuler kapitalisme. Perempuan yang selama ini dianggap sebagai korban, ternyata bisa menjadi pelaku, bahkan dalam perbuatan yang sangat keji. Sekularisme membuat disfungsi peran ibu sebagai pendidik generasi. Sosok yang seharusnya menjaga, mendidik, merawat, dan mengajarkan hal baik, justru mencekoki anak-anak dengan konten porno yang merusak akal.

Kualitas ibu yang buruk lahir karena sistem yang buruk. Karena itu, tidak sepantasnya umat berharap kebaikan dalam sistem yang bobrok ini, karena sistem ini merusak kehidupan manusia. Demikian pula anak-anak dan remaja menjadi korban keganasan sistem, bahkan sejak sebelum dilahirkan. Di dalam kandungan diaborsi, yang lahir dibuang. Yang mencapai masa kanak-kanak dianiaya, bahkan dibunuh atau diajak bunuh diri orang tuanya. Sistem liberal ini telah menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.

Umat membutuhkan sistem alternatif yang telah terbukti mampu mencetak para ibu sebagai pembangun peradaban, bukan perusak peradaban. Sistem alternatif ini tidak lain adalah sistem Islam yang secara fiqih disebut Khilafah. Khilafah sebagai institusi praktis pelaksana hukum syariah sangat memahami peran penting strategis dan politis seorang ibu.

Dalam Islam, tugas utama perempuan adalah sebagai ummu wa rabbat al-bayt (ibu dan pengatur rumah tangga suaminya). Tugas ini amatlah berat karena ibu yang akan menjadi pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Dia juga yang mengatur perbendaharaan rumah suaminya.

Sosok ibu seharusnya memiliki kriteria sebagai berikut.

Pertama, dia adalah sosok yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi. Hal ini akan menuntutnya memahami makna dan hakikat hidup bahwa kemuliaan hanya ketika hidup penuh ridha Allah SWT. Karena itu, ibu akan mendidik anak-anaknya dengan akidah Islam, mengajarkan tujuan hidupnya hanya untuk Allah bukan yang lain. Ia akan menjadi teladan pula bagi anak-anaknya.

Kedua, dia juga akan memahami bahwa anak adalah amanah Allah SWT. Sehingga akan dididik dengan benar sesuai perintah Allah, dijaga, dirawat, dan diurus dengan sebaik-baiknya. Ketiga, seorang ibu juga harus memahami bahwa anak adalah aset perjuangan dan masa depan umat. Dia akan mendidik anak-anaknya menjadi pemimpin yang tangguh dan siap berjuang untuk kemuliaan Islam. Keempat, seorang ibu juga harus memiliki kesadaran politik Islam. Makna kesadaran politik Islam adalah pemeliharaan urusan-urusan umat harus diatur dengan syariat Islam dan peka terhadap kezaliman-kezaliman yang menimpa umat.

Sekalipun peran utama seorang ibu adalah wilayah domestik, namun dia memiliki peran serta kewajiban di kehidupan umum, yakni melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Karenanya selain dia aktif menjadi sosok pejuang, juga akan mendidik anak-anaknya memiliki mental pejuang untuk kemuliaan Islam. Terbukti sosok-sosok ibu yang demikian bukan hal yang sulit ditemukan pada masa Khilafah.

Banyak sekali sosok ibu yang berhasil menjalankan fitrahnya sebagai ibu, di antara contohnya adalah Ummu Imarah, Khansa yang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi mujahid, ibunda Imam Syafi’i, Ibunda Khalifah Harun Ar Rasyid, dan masih banyak yang lainnya. Sosok ibu-ibu yang demikian tidak karena semata-mata ketakwaan individu. Namun, ada pensuanaan dari negara, yakni ada peran dan dukungan Khilafah.

Untuk mencetak generasi terbaik Islam memiliki sistem pendidikan yang berkualitas. Kurikulum sistem pendidikan Islam akan melahirkan generasi yang memiliki kepribadian Islam, yakni pola pikir dan pola sikapnya sesuai Islam. Sehingga terlahir individu-individu yang senantiasa beramal untuk meraih keridhaan Allah. Tak hanya itu, generasi juga akan dididik dengan ilmu alat sehingga bisa survive mengarungi kehidupan dan menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul darinya.

Bahkan dalam kitab Sistem Pendidikan Dasar Khilafah karya Syekh Atha’ Khalil disebutkan kurikulum pendidikan Islam secara khusus menyediakan mata pelajaran kerumahtanggaan untuk menyiapkan sosok-sosok ibu mulia. Tak hanya pendidikan, sistem pergaulan yang diterapkan dalam Khilafah juga sistem pergaulan Islam. Sistem pergaulan dalam Islam akan mencegah terjadinya perbuatan perzinaan, pemerkosaan, pelecehan, dan interaksi batil lainnya. Interaksi laki-laki dan perempuan akan diatur berdasarkan Islam.

Juga media-media dalam Khilafah akan menfilter, dan menindak tegas siapapun yang membuat konten rusak dan merusak. Khilafah tidak melarang mendirikan kantor media. Namun, saat media itu mengeluarkan tayangan yang berbahaya bagi akidah umat Islam, Khilafah akan mencari pelakunya dan memberi sanksi ta’zir sesuai dengan tingkat kemaksiatan yang dilakukan. Dengan konsep kehidupan yang seperti ini tentu kasus seperti YN tidak akan terjadi. Yang ada justru munculnya sosok-sosok ibu yang sangat luar biasa.

Islam memiliki aturan kehidupan yang sempurna dan menyeluruh, untuk mengatur kehidupan dunia, dan menetapkan adanya pertanggungjawaban di akherat. Dengan demikian manusia terjaga tetap dalam fitrahnya sebagai manusia yang merupakan sebaik-baik ciptaan. Peradaban Islam akan menegakkan sistem sosial yang mampu melindungi semua elemen masyarakat, termasuk kaum ibu dan anak-anak. Maka, hanya dengan penerapan sistem Islam secara menyeluruh, mereka akan terlindungi secara paripurna. Demikianlah cara hakiki mewujudkan perlindungan dan penjagaan atas umat, serta menjauhkan kekerasan dan kriminalitas dari peradaban manusia.[]

 

Tags: fitrahNor AniyahPemerhati Masalah Sosial dan Generasi
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA