Haryati (Aktivis Muslimah)
Sebuah laporan oleh empat badan PBB terkemuka dan Bank Dunia memperkirakan, satu perempuan meninggal setiap dua menit, selama kehamilan atau persalinan. Laporan itu mencatat, pada tahun 2020 sekitar 287.000 perempuan di seluruh dunia meninggal terkait kehamilan dan persalinan. Itu setara dengan 800 kematian sehari, atau satu kematian setiap dua menit.
Sungguh angka yang sangat fantastis terjadi di era modern saat ini. Di mana peralatan kesehatan serba canggih. Namun inilah yang menimpa para perempuan di dunia, terutama di negara-negara konflik seperti Afghanistan, serta negara yang mengalami bencana banjir seperti Pakistan.
PBB mengingatkan para pemimpin negara untuk bertindak mengakhiri kematian ibu, dengan memberi sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang melebar yang berdampak pada kematian. Apakah peringatan PBB ini bisa menjadi solusi menurunkan angka kematian ibu?
Solusi Utopis dalam Kapitalisme
Solusi yang ditawarkan PBB merupakan solusi utopis karena dalam sistem kapitalisme kesehatan dikapitalisasi dan kemiskinan tidak mungkin dientaskan. Data ini mengungkap borok kapitalisme dalam menyelesaikan angka kematian ibu (AKI). Tanpa kesejahteraan dan layanan kesehatan murah AKI akan terus terjadi.
Dalam kapitalisme tidak ada jaminan kesehatan bagi warga dan tidak ada jaminan pemenuhan kebutuhan pokok yang tercukupi. Sistem ini berkontribusi besar terhadap minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan, mahalnya bahan kebutuhan pokok serta mahalnya biaya kesehatan. Padahal peningkatan pelayanan kesehatan menjadi kunci menekan AKI.
Masyarakat seharusnya menyadari bahwa sistem sekuler kapitalisme tidak selaras dengan fitrah perempuan. Tidak juga berpihak pada kebutuhan dan kesehatan ibu hamil dan kehamilannya. Sistem ini menjadikan segala hajat hidup rakyat menjadi komoditas. Negara hanya sebagai fasilitator bagi dominasi korporasi. Sehingga dalam menyelesaikannya negara menggandeng pihak swasta.
Jadi sangat nampak bahwa sistem ini hanya mengutamakan nilai materi. Sementara di sisi lain menihilkan atmosfer kehidupan dari nilai kemanusiaan, moral dan spiritual yang dibutuhkan bagi kesehatan dan keselamatan jiwa ibu hamil dan melahirkan.
Islam Menjamin Layanan Kesehatan
Berkebalikan dengan sistem Islam. Dalam Islam layanan kesehatan termasuk pada ibu hamil dan melahirkan merupakan kewajiban negara. Apalagi hal ini terkait dengan masa depan generasi yang akan membangun peradaban yang mulia. Islam menetapkan bahwa negara tidak boleh menjadikan kesehatan sebagai jasa atau komoditas yang dikomersialkan karena merupakan kebutuhan bagi masyarakat. Karenanya tidak ada biaya untuk mendapatkan pelayanan dalam sistem Islam.
Islam juga menjamin kesejahteraan dengan berbagai mekanisme sehingga tercapai derajat kesehatan yang tinggi dan layanan kesehatan prima. Sehingga AKI bisa diberantas hingga tuntas. Jaminan kesehatan rakyat dalam Islam terealisasi melalui politik ekonomi Islam yang dijalankan pemimpinnya.
Pemimpin dalam Islam akan mengelola harta untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyatnya baik harta bergerak maupun tak bergerak yang diambil dari kas negara. Pemimpin negara juga akan mengelola SDA secara adil dengan pengaturan yang baik terkait kepemilikan umum, negara dan individu. Sehingga tidak menimbulkan kemudaratan bagi rakyat dan negara.
Islam menetapkan SDA sebagai milik umat yang wajib dikelola oleh negara. Negara tidak boleh menyerahkan pengelolaannya kepada swasta atau asing. Hasil pengelolaannya akan didistribusikan kepada seluruh rakyat dalam bentuk pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis. Sehingga kesehatan bisa diakses siapa saja tanpa membedakan status sosial, ras, warna kulit dan agama pasien, tanpa batas waktu sampai pasien tersebut benar-benar sembuh.
Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah menjamin seluruh dunia menyiapkan rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya Bimaristan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus pada tahun 1.160 M. Rumah sakit ini telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarawan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun.
Khatimah
Inilah gambaran yang luar biasa dalam sistem Islam. Kesejahteraan individu rakyat bisa dicapai tanpa menggerakkan para perempuan dalam dunia kerja. Sebab Islam tidak akan membebani para ibu bertanggung jawab atas nafkah. Negara tidak akan pernah menerapkan program kesetaraan gender yang memaksa perempuan bekerja. Bahkan ketika nafkah tidak mencukupi negaralah yang bertanggung jawab. Sistem kehidupan Islam satu-satunya yang mampu menjamin kesehatan perempuan, ibu hamil dan melahirkan.
Tidakkah kita rindu dengan dengan sistem yang sempurna ini? Terus berusaha untuk terwujudnya sistem ini dalam menyelesaikan seluruh problem kehidupan manusia.
Wallahu a’lam