
TANAH LAUT – Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mendampingi tim Sekretariat Militer Presiden Kemensetneg RI dan Kementerian Pertanian RI meninjau lokasi Klaster Jorong Maju, PT Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Sinar Alam Plantations, Kabupaten Tanah Laut, Rabu (8/3) siang.
Klaster Jorong Maju, PT Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Sinar Alam Plantations, Kabupaten Tanah Laut tersebut merupakan salah satu lokasi dari program prioritas pemerintah Kalsel yakni Siska Ku Intip (Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti-Plasma).
Kepala Biro Gelar, Tanda Jabatan dan Tanda Kehormatan Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono mengatakan, peninjauan kelokasi tersebut dalam rangka untuk verifikasi di lapangan bersama Gubernur Kalsel.
“Kami dengan tim melaksanakan verifikasi dengan program beliau yakni Siska Ku Intip. Karena memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mendengarkan aspirasi dari para peternak yang ikut dalam program Siska Ku Intip yang ternyata memberikan keuntungan bagi mereka.
“Saya mendengarkan dari sisi peternak dan dari sisi perusahaan, banyak keuntungan dari program Siska Ku Intip ini,” ucapnya.
Gubenur Sahbirin Noor mengaku akan terus merespons dan memberikan dukungan. “Dengan adanya program ini bisa menguntungkan kedua belah pihak dan membuat kesejahteraan peternak lebih meningkat, juga program ini bisa berkelanjutan dan lebih luas lagi,” kata gubernur yang akrab disapa Paman Birin ini.
Salah satu peternak, Warno mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Kalsel, yang sudah memfasilitasi berkoordinasi dengan pihak perusahaan kelapa sawit.
Selain menguntungkan, ujarnya, program Siska Ku Intip ini memiliki manfaat yang besar untuk para peternak.
“Terima kasih Paman Birin dengan program “Siksa Ku Intip. Kami perternak sangat terbantu dan berharap bisa meningkatkan jumlah sapi yang kami miliki,” pungkasnya.
Sementara, pihak perusahaan PT Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Sinar Alam Plantations menyampaikan rasa senang atas program yang digagas Paman Birin.
“Kami perusahaan sangat terbantu dengan program Siska Ku Intip ini. Selain menguntungkan kami, juga peternak warga sekitar serta membantu program pemerintah,” kata drh Jimmy.
Dalam peninjauan itu, Paman Birin didampingi Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar, Staf Khusus Rizal Akbar, Kadis Perkebunan dan Perternakan, Kadis ESDM, Kadis Perikanan dan Kelautan, Kepala Balitbangda dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan.
Sedangkan dari perusahaan tampak hadir langsung Direktur PT Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Sinar Alam Plantations drh Jimmy dan General Manager Eko Priyanto.
Sebelumnya, pada pagi harinya tim verifikasi dari Sekretariat Militer Presiden (Setmilpres) Kementerian Sekretariat Negara RI dan Kementerian Pertanian RI mengunjungi Kalimantan Selatan, dalam rangka mendengarkan presentasi dari Gubernur Sahbirin Noor terkait penghargaan Satyalancana Wira Karya oleh Presiden Jokowi.
Dalam kunjungan kali ini guna mendengarkan presentasi dari Gubernur Sahbirin Noor terkait penghargaan Satyalancana Wira Karya. Paman Birin mengatakan, dirinya menggagas program seperti sistem integrasi kelapa sawit sapi berbasis kemitraan usaha ternak inti plasma (Siska Ku Intip).
Siska Ku Intip ini adalah sinergi kegiatan peningkatan produksi dan populasi sapi melalui pemanfaatan lahan sawit inti-plasma, pemanfaatan limbah industri sawit dan pelepah sawit untuk pakan ternak, penguatan pembiayaan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit, dan penguatan rantai pasok ternak dan hasil ternak.
Disampaikan Paman Birin, ketersediaan pasokan, telah terbentuk 20 klaster Siska Ku Intip yang tersebar di 4 kabupaten yaitu Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, dan Tabalong.
Saat ini di Kalsel total populasi berjumlah 2.538 ekor sapi yang telah menghasilkan 59 ton daging sapi, dan populasi akan terus bertambah seiring perkembangan program dengan target populasi 21.000 ekor sapi dan produksi daging 1.033 ton.
Dengan adanya program Siska Ku Intip, harga biaya produksi sapi menjadi lebih terjangkau, memenuhi indikator keterjangkauan harga, jauh lebih efisien (57,37%) dibandingkan daging konvensional, sehingga mampu menyediakan daging sapi di bawah harga pasar. adp