Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Meningkat

by matabanua
8 Maret 2023
in DPRD Kalsel
0
D:\2023\Maret 2023\9 Maret 2023\2\222\New Folder\Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Meningkat.jpg
SUASANA rapat Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel dengan Dinas P3A setempat, Rabu (8/3).(foto:mb/ant)

 

BANJARMASIN – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kalimantan Selatan (Kalsel) Adi Santoso mengakui, kekerasan terhadap perempuan dan anak di provinsinya terus meningkat.

Artikel Lainnya

DPRD Tetapkan Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024 Jadi Perda

DPRD Tetapkan Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024 Jadi Perda

2 Juli 2025
Banggar Soroti Rendahnya Serapan Anggaran Dibawah 75 Persen

Banggar Soroti Rendahnya Serapan Anggaran Dibawah 75 Persen

2 Juli 2025
Load More

“Memang secara persentase peningkatannya tidak signifikan, tapi hal tersebut harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya, Rabu (8/3) siang.

Ia menyebutkan, kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalsel pada 2019 tercatat 281 kasus, dan meningkat menjadi 297 kasus pada 2020.

“Kemudian di tahun 2021 tercatat 333 kasus, dan meningkat menjadi 663 kasus pada tahun 2022. Peningkatan kasus kekerasan tersebut antara lain karena tingkat kesadaran warga yang meningkat, sehingga berani memberikan laporan,” katanya.

Berdasarkan data, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun 2022 tertinggi di Kota Banjarmasin 194 kasus, Banjarbaru 67, dan Kabupaten Barito Kuala (Batola) 65 kasus.

Sedangkan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalsel yang terendah, yakni di Kabupaten Balangan 19 kasus, Tanah Laut (Tala) 21 kasus, dan Tanah Bumbu (Tanbu) 22 kasus.

Menanggapi persoalan itu, Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syaripuddin meminta Dinas P3A menggandeng Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), untuk melakukan penelitian sebab terjadinya peningkatan kekerasan tersebut.

“Hasil penelitian itu menjadi acuan kerja dinas P3A provinsi serta pemerintah kabupaten/kota se-Kalsel,” ujarnya.

Ia berharap, dari hasil penelitian itu ada aksi dari masing-masing pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, untuk berupaya bersama menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. ant

 

Tags: Adi SantosokekerasanKepala P3A Kalimantan Selatan (Kalsel)Muhammad SyaripuddinWakil Ketua DPRD Kalsel
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA