
BANJARMASIN – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Dr Diadudin menyatakan, sampai saat ini di sejumlah wilayah yang terdampak banjir belum ditemukan adanya pasien yang terjangkit leptospirosis.
Kendati demikian, Diadudin menekankan agar masyarakat Kalsel tetap waspada terhadap adanya leptospirosis, selama musim penghujan dan bencana banjir.
“Untuk penderita leptospirosis memang belum ada pasien di Provinsi Kalimantan Selatan. Tapi warga diharapkan tidak lengah dan selalu menjaga kebersihan lingkungan di musim hujan, atau saat banjir demi kebaikan dan kesehatan bersama,” ujarnya, ketika dihubungi via whatsapp, Senin (6/3).
Kadinkes menjelaskan, leptospirosis adalah berupa bakteri yang dapat ditularkan kepada manusia melalui air kencing tikus (binatang pengerat).
Oleh karenanya, guna mengantisipasi terjadinya kasus leptospirosis ini, masyarakat Kalsel diharuskan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah.
Diadudin berpesan, ketika hujan deras dan adanya genangan air yang menyebabkan banjir, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. “Sebab, bakteri dari urine tikus dapat mengalir bersama air yang diinjak, dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet, hingga makanan,” paparnya.
Kadinkes mengingatkan, jika ada masyarakat yang merasakan gejala sakit seperti panas tinggi, mual, nyeri otot dan persendian pada sekujur tubuh, maka segera memeriksa kesehatannya ke fasilitas kesehatan di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Ini, agar segera mendapatkan penanganan guna menghindari akibat fatal dari bakteri tersebut.
“Penyakit leptospirosis bila terlambat penanganan bisa terjadi komplikasi yang menyerang organ lain, seperti gangguan pada otak (meningitis). Selain itu, juga menimbulkan masalah pada pembuluh darah, paru-paru bocor, gagal ginjal, gagal jantung, kelumpuhan hingga membawa kematian,” pungkasnya.
KADINKES Kalsel,
Diadudin,
Pasien Leptospirosis,
wilayah terdampak banjir,
bencana banjir,