
MARTAPURA – Banjir di wilayah Kabupaten Banjar semakin meluas dan sudah berlangsung selama sebulan. Hal itu tak hanya berdampak pada aktivitas keseharian dan perekonomian warga, tapi juga mengganggu proses belajar mengajar di sejumlah sekolah.
Tercatat ada 33 sekolah di wilayah Kabupaten Banjar ikut terendam banjir selama masa tanggap darurat bencana terhadap 11 kecamatan terdampak, yang telah ditetapkan oleh Bupati Saidi Mansyur berakhir pada 13 Maret 2023 nanti.
“Ada sebanyak 33 sekolah yang terdampak banjir di wilayah Kabupaten Banjar,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar Liana Penny, Jumat (3/3), seperti dikutip jejakrekam.com.
Hingga kini, kata dia, dari data yang diperoleh untuk sekolah yang terdampak banjir sebanyak 33 sekolah, terdiri dari 12 bangunan SMP dan 21 bangunan SD.
“Akibat sekolah itu kebanjiran, terpaksa diterapkan pembelajaran jarak jauh atau secara online. Untuk durasi lamanya disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing,” kata Liana Penny.
Dia mengimbau bagi yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) agar tetap mengutamakan keselamatan seluruh warga sekolah.
“Seperti mematikan aliran listrik, berhati-hati dan tetap waspada, kemudian menyimpan barang berharg di tempat yang aman, tetap berkoordinasi dengan pengawas pembina, korwil dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar,” imbuh Liana.
Sementara, Kepala SDN Murung Kenanga Martapura Romjiah mengungkapkan sekolahnya sudah menerapkan pembelajaran jarak jauh sudah kurang lebih dua minggu.
“Karena kondisi sekolah dan rumah murid juga terendam air. Banjir ini terjadi karena luapan air dari sungai yang tidak mampu menampung derasnya air hujan, selain itu tidak ada tempat pembuangan air di dekat lokasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Romjiah mengatakan setiap musim hujan kerap merasakan hal serupa. “Apalagi tidak ada tempat pembuangan air, jadinya air meluap bahkan sampai ke dalam kelas tingginya sekitar setengah meter,” jelasnya.
Terakhir, beber Romjiah, jika sampai saat ini belum ada tindakan atau perhatian apapun dari pemerintah untuk sekolah yang dibinanya. “Semoga ada perhatian dari pemerintah mengenai banjir yang merendam sekolah ini,” tandasnya.
Belum Surut
Hingga kini, setidaknya sebanyak 17.257 rumah terendam akibat banjir di Kabupaten Banjar, yang belum surut sejak bulan lalu.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Banjar Warsita menyebut, angka itu merupakan data dihimpun sejak 25 Februari hingga 4 Maret 2023.
“Jumlah rumah yang terendam sebanyak 17.257 rumah, mencakup 19.428 kepala keluarga tersebar pada tujuh kecamatan, 99 desa dan kelurahan dengan jumlah jiwa terdampak 65.784 orang,” ujarnya, seperti dikutip Antara.
Warsita kemudian menjabarkan rumah warga yang terendam itu tersebar di tujuh kecamatan, mencakup Martapura (5.309 unit), di Kecamatan Martapura Timur (3.771 rumah), Astambul (3.043 rumah), Sungai Tabuk (2.502 rumah), Martapura Barat (2.227 rumah), Karang Intan (236 rumah), dan Cintapuri (169 rumah).
“Jumlah rumah, ketinggian air hingga warga terdampak banjir masih bisa naik atau turun, tergantung volume air hujan yang melanda kabupaten Banjar dan sekitarnya. Diharapkan air segera surut,” ucap Warsita.
Bupati Banjar Saidi Mansyur pun sudah menaikkan status dari siaga menjadi darurat bencana untuk periode 27 Februari hingga 13 Maret.
Warsita menuturkan, penetapan darurat bencana selama 14 hari itu berdasarkan situasi, kondisi, data, dan fakta di lapangan.
“Bupati sudah menyiarkan imbauan mulai dari waspada kelistrikan dan peralatan elektronik, waspada debit air sungai meninggi, waspada hewan berbahaya, hingga kewaspadaan diri, anak-anak dan balita,” ucapnya.
Ia memastikan BPBD Banjar akan terus memonitor perkembangan banjir untuk mengambil tindakan tanggapan yang tepat. BPBD Banjar juga mendistribusikan logistik atau sarana dan prasarana lainnya, termasuk air bersih.
“Kami juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat supaya peduli dengan masyarakat yang terkena banjir sehingga bisa meringankan beban mereka yang rumahnya dilanda banjir,” kata Warsita. jjr/ant