BANJARMASIN – Aksi sosial lewat gerakan masyarakat relawan Eco Enzyme Nusantara (EEN) Kalimantan Selatan, terbukti cukup efektif dalam penanggulangan masalah lingkungan, kesehatan hingga kebersihan.
Kiprah para relawan yang memperkenalkan teknologi ramah lingkungan ini pun meraih penghargaan dari Pemko Banjarmasin.
Walikota Ibnu Sina menyerahkan penghargaan kepada relawan EEN Kalsel dan Banjarmasin sebagai pelopor pembuatan produk organik yang memiliki segudang manfaat dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 di Balai Kota Banjarmasin, Sabtu (4/3), seperti dikutip jejakrekam.com.
Teknologi eco enzyme atau eko-enzim pertama kali diperkenalkan oleh Dr Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Bahkan, keberadaan para relawan eco enzyme ini juga diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Hingga terbentuk di 27 provinsi di Indonesia.
Eco enzyme sendiri adalah teknologi sederhana mengolah sampah organik menjadi pembersih organik, pupuk alami hingga pestisida yang efektif dan ramah lingkungan.
Cairan multimanfaat berwarna cokelat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat ini dihasilkan dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah, sayuran dan lainnya perbandingan terukur dengan gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu) dan air.
“Dalam acara peringatan HPSN di Balai Kota Banjarmasin, kami mengusulkan agar setiap kelurahan itu tersedia satu tong eco enzyme. Jadi, ada 52 kelurahan dengan 52 tong eco enzyme, ternyata usulan kami langsung disetujui oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Banjarmasin (Hj Siti Wasilah, istri Walikota Ibnu Sina). Nantinya akan diaplikasikan pada kegiatan PKK di setiap kelurahan,” papar Ketua Pengurus Daerah EEN Kalsel, Akbar Rahman kepada jejakrekam.com, Sabtu.
Menurut Akbar, saat ini sudah terbentuk jaringan relawan EEN mencapai 464 anggota tersebar di 13 kabupaten/kota di Kalsel. Termasuk, satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, yakni Kabupaten Barito Timur.
“Jadi, para pegiat eco enzyme mengolah cairan bermanfaat ini masing-masing di rumah. Makanya, kami ingin tingkatkan lagi agar pemerintah daerah di setiap kelurahan atau desa bisa membikin eco enzyme secara massif. Jaringan EEN pun siap membackup,” tegas dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.
Menurut Akbar, aksi sosial serta kegiatan berorientasi kemasyarakatan dengan mengedukasi pembuatan eco enzyme cukup massif berlangsung di Kalsel.
Termasuk, beber dia, aksi menyemprot cairan eco enzyme kawasan pemukiman padat penduduk di Pekapuran Raya Banjarmasin ketika diserang penyakit kulit gatal-gatal, serta wilayah pusat kota guna menekan tingkat polusi udara dan membantu para petani guna menyuburkan tanah, terbukti berhasil.
“Jadi, gerakan relawan EEN di Kalsel murni adalah gerakan sosial kemasyarakatan, karena terbukti secara alamiah cairan eco enzyme ini banyak manfaatnya bagi kehidupan, apalagi juga ramah lingkungan,” papar doktor urban design lulusan Saga University Jepang ini. jjr