
RANTAU,- Ikatan Bidang Indonesia (IBI) kabupaten Tapin melaksanakan rapat kerja cabang VII yang dihadiri seluruh pengurus IBI se kabupaten Tapin, bertempat di aula Tamasa Kantor Setda Tapin, Sabtu (04/03).
Mengangkat Tema : Upaya dan strategi bidan dalam menurunkan angka kematian ibu, (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta percepatan penurunan stunting.
Rakercab dihadiri Bupati Tapin HM Arifin Arpan MM yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra H Gusti Ridha Jaya, Hj Istikharah SST MM Ketua IBI Tapin yang diwakili wakil Ketua IBI Tapin Hj Nurul Kamaril S.SiT, Kepala Dinas PPKB Hj Ahlul Jannah, Kabid Kesmas Dinkes Tapin Hj Khalidah SST, Direktur RSUD Datu Sanggul Dr Milhan, Ketua IBI Provisi Kalsel Hj Supri Nurliyani S.SiT BIT Mkes dan Ketua panitia acara Rezky Noor Amalia, S.Keb.
Seperti yang di katakan H Gusti Ridha Jaya Wardhana, momen Rakercab adalah momen yang luar biasa, dalam rangka menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak, termasuk untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi di kabupaten Tapin.
Karena itu IBI harus bisa mengambil peran untuk merumuskan kebijakan strategis, dan bisa disampaikan kepada pemerintah daerh untuk dijadikan kebijakan berdasarkan hasil Rakercab, ujarnya.
Dikatakan H Gusti Ridha Jaya, IBI mitra kerja pemerintah dimana peran Bidan sebagai ujung tombak penurunan stunting. Kiranya keberadaan IBU juga harus kita perhatikan dan kita tingkatkan, agar kedepan Bidan menjadi bidang profesi yang kedepan mempunyai karir – karir yang harus kita perhatikan.
Kita ingin profesi Bidan kedepan benar – benar diperhatikan oleh pemerintah daerah, sehingga upaya kita bersama dalam meningkatkan derajat kesehatan terutama menurunkan angka stunting, AKI dan AKB terus menjadi prioritas, kata H Gusti Ridha Jaya.
Sementara itu Ketua IBI Provisi Kalsel Hj Supri Nurliyani S.SiT BIT Mkes mengatakan, Rakercab dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi kinerja organisasi IBI di Kalimantan Selatan yang dilaksanakan dari tingkat pusat sampai ke daerah.
Dalam Rakercab, kita dapat mengevaluasi dan melakukan konsolidasi hal – hal penting, yang perlu perlu direkomendasikan untuk nantinya hasil Rakercab akan dibawa ke Kongres Nasional pada bulan November 2023 yang akan datang.
Alhamdulillah, kinerja IBI saat ini sudah cukup bagus dimana kita bisa membuktikan, bahwa semua bidan yang melaksanakan tugasnya harus melalui sertifikasi dan uji kompetensi. Hal ini agar kualitas kinerja para bidan dapat diandalkan, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
“Setelah Rakercab ini kami berharap ada rekomendasi yang positif dimana kita selalu meningkatkan kinerja dan juga profesionalisme,” tandasnya.
Hj Supri Nurliyani S.SiT BIT Mkes menambahkan, sesuai UU kebidanan No.4 tahun 2019 bahwa Bidan di tahun 2026 sudah mempunyai pendidikan profesi, kita berharap jumlah bidan di Kalsel yang mencapai kurang lebih 7.500 orang dapat mengikuti pendidikan profesi.
Dan sesuai PMK No.21 bahwa persalinan harus minimal ada 4 tangan atau satu bidan dibantu satu perawat, atau bisa dua bidan atau 1 dokter dibantu dua bidan. Karena itu diperlukan penambahan bidan – bidan baru untuk menambah kekurangan yang idealnya 1 desa ada dua bidan atau lebih, paparnya.
Senada, Wakil Ketua IBI Tapin Hj Nurul Kamaril S.SiT mengatakan, Rakercab sendiri bertujuan untuk melakukan evakuasi atas kinerja yang telah dilakukan ditengah periode kepengurusan IBI Tapin.
“Kita berharap bidan – bidan kedepan bisa ditambah dalam penerimaan P3K dan dalam pendidikannya bisa lebih mendapat dukungan dari pemerintah daerah untuk peningkatan kualitas SDM,”tandasnya.{[her/mb03]}