
SELAMA ini masih banyak orangtua yang perokok, terutama ayah. Mereka sering menganggap aman menyentuh, mencium atau kontak dengan anak jika merokok jauh dari anak.
Padahal, tidak demikian karena sisa asap rokok yang menempel di baju nyatanya tetap bisa membahayakan kesehatan orang di sekitar, tak terkecuali pada anak.
Contohnya sempat ramai beredar di linimasa TikTok, disebutkan seorang bayi mengalami bronkitis. Ini akibat paparan asap rokok yang menempel di baju orangtuanya.
“Kalau yang sudah punya anak, yuk egonya minggir sebentar buat enggak ngerokok daripada gak bisa gendong anak,” bunyi keterangan di akun TikTok @telormcd, dikutip MNC Portal.
Dari video yang sudah mendapat penayangan lebih dari 5,4 juta kali tersebut, dipaparkan gejala yang dialami oleh sang bayi. Mulai dari demam, batuk, dan pilek. Hasilnya, ketika usai diperiksa oleh dokter, dokter mendiagnosa bayi malang tersebut mengidap bronkitis.
Akhirnya bayi mungil tersebut harus menjalani pengobatan uap dua kali sehari, menggunakan obat tetes hidung, antibiotik, dan obat batuk pilek lainnya agar lendir dahak yang menyumbat bisa keluar dalam bentuk muntah, buang air besar atau hidung agar sistem pernapasan sang anak bisa lega.
Dokter Spesialis Paru, dr. Agus Dwi Susanto, kasus bayi di atas adalah contoh nyata dari third hand smoke.
“Kasus seperti ini disebut third hand smoke, kandungan pada asap rokok yang menempel di tempat-tempat (contohnya baju, sofa, tirai, atau dinding) masih bisa terhirup oleh orang sekitar, walau perokoknya sudah pergi dari tempatnya merokok,” jelas dr. Agus, saat dihubungi MNC Portal.
Kandungan yang terhirup, tak lain dan tak bukan adalah kandungan nikotin beserta zat-zat berbahaya di rokok yang dikeluarkan lewat asap rokok.
“Kandungan nikotin dan bahan-bahan berbahaya di asap rokok bisa dihirup orang sekitar, termasuk anak. Ini bisa jadi faktor risiko mulai dari infeksi saluran napas atau pneumonia hingga kanker,” tegas dr. Agus.
Dokter Agus memaparkan, durasi seberapa lama asap rokok bisa melekat di benda-benda dan lingkungan tempat sekitarnya itu tidak sama satu sama lain. Contoh, pada ruangan khusus merokok, kemungkinan baru bisa hilang setelah berbulan-bulan.
“Misalnya masuk ke kamar smoking room, aroma di dalam kamar pasti akan berbeda dengan yang non-smoking. Kalau di baju, mungkin bisa hilang dengan dicuci bersih.
Itulah kenapa, tidak boleh setelah dari luar rumah lalu tiba di rumah langsung memeluk anak.
“Karena baju yang dipakai dari luar membawa partikel yang mungkin berbahaya ke anak, terlebih jika ayahnya perokok. Stop merokok, itu kuncinya,” tutup dr. Agus.okz