
BANJARMASIN – Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pengelolaan Sampah, DLH Kota Banjarmasin, Marzuki di Banjarmasin, Rabu (22/2) menyampaikan, kegiatan bersih-bersih kolong rumah pada Germas 100.000 B’Babasah yang dilaksanakan secara rutin pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu, terus berlanjut.
Kegiatan dilaksanakan serentak di seluruh kecamatan, yakni, titik pemukiman warga yang dijadwalkan setiap pekannya, secara bertahap sesuai kemampuan SDM dan angkutan sampah.
Sejak diluncurkan Gernas 100.000 B’Babasah ini pada 24 Januari 2023 hingga 22 Februari 2023 ini sudah lebih 2.000 kolong rumah dibersihkan di lima kecamatan.
Tentunya, kata Jack panggilan akrabnya Marzuki, penuh tantangan melaksanakan tugas atau membersihkan kolong rumah warga tersebut, selain sempit juga berlumpur dan airnya sudah berwarna hitam atau coklat, tidak bening lagi.
Belum lagi bau yang menyengat, karena berbagai sampah terpendam di sana, sebab kolong rumah juga jadi pembungaan limbah cair rumah tangga, dari air cuci piring, cucian pakaian hingga bekas-bekas makanan.
Untuk sampah yang bisa dipilah dipungut untuk dikeluarkan baik dengan alat bahkan dengan tangan langsung, sebisanya dibersihkan dengan berbagai cara.
“Rata-rata per kolong rumah itu perhitungannya dua karung sampah, kebanyakan sampah plastik yang bisa diambil,” ujar Jack.
Jack bercerita bagaimana sulitnya lagi membersihkan sampah di kolong rumah ini, karena kebanyakan rumah warga berdempetan, sudah puluhan tahun rumah itu berdiri, jadi kolongnya menjadi rendah, hingga memasukinya harus merayap.
“Jika tidak bisa sama sekali, terpaksa ada kita bongkar lantainya, dari celah itu kita bersihkan,” ujar Jack.
Yang sulit juga dilakukan pembersihan adalah kolong rumah berkonstruksi beton, biasanya rumah itu sekelilingnya sudah ditutup beton pula, hingga tidak memungkinkan.
Karenanya, Jack memprioritaskan pada giat ini pada rumah berkonstruksi kayu atau rumah beton yang konstruksi bawahnya masih menggunakan tongkat kayu ulin, utamanya di daerah komplek perumahan dan di daerah pinggiran sungai.
Karena rata-rata perumahan di Kota Banjarmasin memang berada di bantaran sungai atau tidak jauh dari aliran sungai, hingga naik turun air di bawah kolong rumah terjadi, sampah dari rumah sebelah bisa berpindah ke rumah lainnya.
Bisa dibayangkan, berapa besar sampah yang terpendam di bawah kolong rumah warga di Kota Banjarmasin, karena sebagai rumah warga ada dibuat lubang untuk membuang sampah dari nyapu rumah di sana. ant