
KOTABARU – Kasus demam berdarah dengue (DBD) Kotabaru periode Januari-Februari 2023 mengalami penurunan, namun dinas kesehatan tetap melakukan upaya antisipasi karena Bumi Saijaan masih masuk dalam kategori musim penghujan.
“Januari DBD sebanyak 14 kasus, sedangkan di Februari per tanggal 20 berjumlah lima kasus,” ucap pengelola/wasor DBD Kotabaru Akhmad Ruyani, Senin (20/2).
Menurutnya, kasus yang terjadi di bulan Januari terdapat delapan kasus di Desa Dirgahayu, dua di Pulau Laut Kepulauan dan Desa Sebatung, serta satu kasus Berangas dan di Kotabaru. “Kelompok usia kebanyakan di usia lima hingga 14 tahun sebanyak enam orang,” katanya
Sedangkan di bulan Februari hingga tanggal 20 terdapat lima kasus dengan sebaran wilayah Marabatuan, Berangas, dan Dirgahayu satu kasus, serta Sebatung dua kasus.
Dengan kelompok usia 14-44 tahun dengan jumlah tiga kasus, 5-14 tahun satu kasus, dan 1-4 tahun terdapat satu kasus.
“Kami akan melakukan monitoring melalui wilayah kerja puskesmas masing masing daerah untuk penanganan lebih lanjuat,” ujarnya
Ia juga menjelaskan, akan selalu mengupayakan sosialisasi dengan melakukan pembagian bubuk abate untuk mengurangi populasi jumlah jentik pencetus bibit nyamuk Aedes Aegypti.
Gerakan pemberantasan sarang nyamuk dan peran juru pemantau jentik (jumantik), harus diaktifkan kembali dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Untuk mendukung gerakan tersebut, dinas kesehatan siap membagikan bubuk abate secara gratis.
”Pemberantasan sarang nyamuk dan pemantauan jentik harus dilakukan secara berkala. Setiap orang bisa melakukannya di rumah dan lingkungan masing-masing,” katanya.
Menurutnya, yang paling penting dalam penanggulangan DBD adalah membersihkan lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk Aedes Aegypti.
“Tindakan pengasapan (fogging) saja tidak cukup, karena itu hanya bisa membunuh nyamuk dewasa,” ungkapnya.
Di tahun 2023, tindakan pengasapan yang pertama dilakukan di wilayah perumahan kodim, akibat dari adanya laporan dan catatan terjadi kasus.
Akhmad berharap, pola hidup masyarakat Kotabaru lebih memperhatikan kebersihan di lingkungan keluarga hingga rukun tetangga, agar bisa meminimalisir kasus demam berdarah yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan jiwa. ant