
(Oleh : Yuli Mastari,S.Pd Pemerhati generasi)
Lagi-lagi publik dikejutkan terkait kasus pelecehan di Jambi. Wanita pemilik rental PS di Jambi lecehkan 11 anak laki-laki dan perempuan hingga diajak nonton fim dewasa, Minggu (5/2/2023). Pelaku diketahui berinisial YN dan masih berusia 25 tahun. Ibu Muda itu membuka rental PlayStation di kediamannya di kawasan Alam Barajo,Kecamatan Alam Barajo,Kota Jambi (tvOnews.com,5 Februari 2023).
Di kehidupan sekuler yang serba bebas kala ini kasus kriminal yang menjadikan seorang ibu sebagai pelaku bukanlah hal baru. Kasus ini membuktikan betapa rusaknya sistem kehidupan yang berlandaskan pada Sekulerisme Kapitalis, yang mana memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga mejadikan manusia hanya mengejar kesenangan jasadiyah sebagai tujuan hidupnya. Atas dasar ini sehingga fitrah keibuan menjadi lumpuh hingga rusak.
Perempuan yang selama ini di anggap sebagai korban pelecehan, ternyata bisa menjadi pelaku, bahkan dalam sebuah perbuatan yang sangat keji sebagaimana dilakukan oleh YN.
Rusaknya Fitrah keibuan
Sekulerisme telah membuat disfungsi peran seorang ibu, sebagai pendidik dan madrasah pertama bagi generasi. Sosok seorang ibu yang seharusnya menjadi penjaga, pendidik, merawat serta mengajarkan kebaikan bagi anak-anaknya. Seorang ibu adalah guru pertama sebelum si kecil belajar dengan guru manapun. Bukan sebaliknya yang justru merusak anak-anak dengan konten merusak. Hal tersebut lumrah terjadi pada kehidupan yang diatur oleh sistem sekuler saat ini. Sungguh kasus yang terjadi di atas, membuat fitrah seorang ibu menjadi rusak.
Inilah buah sekulerisme, yang menjadikan seluruh sistem kehidupan lepas dari aturan agama. Kualitas ibu yang buruk lahir karena sistem yang buruk. Agama dikerdilkan dalam ranah ibadah mahdoh saja. Karena itu, sudah tidak sepantasnya umat berharap kebaikan kepada sistem ini. Karena sistem ini dapat merusak kehidupan umat manusia.
Maka, harus diputus atau dihentikan agar ini tidak terulang lagi dan memakan korban. Umat perlu sistem alternatif yang benar-benar terbukti mencetak para ibu sebagai pembangun peradaban dan pencetak generasi penerus bukan sebaliknya perusak peradaban yaitu dengan menerapkan aturan islam secara menyeluruh dalam kehidupan.
Islam telah menetapkan bahwa wanita adalah seorang ibu dan pengatur rumah (ummun wa rabbah al-bayt). Dalam Islam kriteria ibu sebagai pendidik pertama dan utama adalah seperti berikut,
Pertama, sosok seorang ibu harus memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.selalu melibatkan hati untuk selalu tunduk kepada segala perintah Allah,sehingga ia mendidik anak-anaknya dengan akidah Islam yg benar,mengajarkan bahwa tujuan kehidupan hanya untuk Allah semata.
Kedua, Memahami bahwa anak adalah titipan, amanah dari Allah.Sehingga dia akan mendidik dengan benar sesuai perintah Allah.
Ketiga, seorang ibu akan paham anak adalah aset perjuangan, karena kelak masa depan umat berada di pundak mereka.para pemuda.
Keempat, Seorang ibu harus memiliki kesadaran politik Islam memelihara urusan umat.
Semua hal tersebut, tidak akan bisa, terwujud secara sempurna jika masih dengan sistem yang rusak. Maka tentunya perlu perubahan pada sistem yang baik yaitu penerapan Islam secara kaffah. Wallahu’alam