Kamis, Juli 10, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Sering Lupa? Waspadai Penyakit Ini

by matabanua
15 Februari 2023
in Mozaik
0
D:\2023\Februari 2023\16 Februari 2023\11\Halaman 1-11 Kamis\sering.jpg
(foto:mb/web0

Demensia merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Sebagian besar orang sering kali tak menyadari tanda-tanda awal demensia. Gejala itu bisa terus berkembang dan ketika sudah sangat memengaruhi aktivitas dan ingatan, barulah seseorang menyadari ada sesuatu yang salah.

Dilansir dari Times of India, Selasa (14/2/2023), tanda awal demensia terlihat dari perubahan kecil pada ingatan dan kemampuan untuk fokus, seperti lupa di mana barang diletakkan, tidak dapat mengingat apa yang perlu dilakukan, tidak dapat mengingat rutinitas meskipun sering melakukannya.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Kamis\6 kebiasaan.jpg

6 Kebiasaan yang Membuat Otak Cerdas, Tak Harus Beli Suplemen Khusus

9 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Kamis\4 kebiasaan.jpg

4 Kebiasaan Buruk Setelah Jam 5 Sore, Awas Bisa Picu Stroke

9 Juli 2025
Load More

Tanda demensia lainnya yang perlu diwaspadai adalah ketidakmampuan menyelesaikan percakapan lantaran Anda kesulitan menemukan kata-kata yang tepat. Perubahan suasana hati juga menjadi indikator lain seseorang mengalami masalah kesehatan mental.

Meskipun komunikasi dan memori adalah dua hal pertama dan pada kenyataannya merupakan indikator terbesar demensia, ada beberapa subtipe dari gejala-gejala ini yang perlu didiskusikan secara mendetail, salah satunya adalah pengulangan. Mengulangi mandi dalam sehari, bisa menjadi indikator demensia lainnya.

Selain itu, seseorang juga biasanya merasa sulit mengenali dan menemukan tempat yang sudah dikenali. Orang dengan demensia sering tersesat dalam diskusi dan tidak dapat mengikuti diskusi.

Diagnosis dini demensia dapat mencegah kondisi menjadi lebih buruk. Hal ini dapat membantu keluarga dan teman untuk memahami demensia. Ketika penyakit terdeteksi lebih awal, hal ini membuat pasien sadar akan kondisinya sehingga ia dapat secara aktif berpartisipasi dalam proses pemulihan dan memberikan pasien kesempatan untuk memahami situasi dan mengapa penting untuk diobati. Ketika pasien memahami kondisinya, maka akan lebih mudah untuk pulih.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan, kasus demensia pada usia muda, yaitu timbulnya demensia pada orang yang berusia kurang dari 65 tahun, menyumbang 9 persen dari total kasus demensia. Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia adalah isolasi sosial, ketidakaktifan kognitif, dan depresi.

“Studi menunjukkan, orang dapat mengurangi risiko penurunan kognitif dan demensia dengan menjadi aktif secara fisik, tidak merokok, menghindari penggunaan alkohol yang berbahaya, mengendalikan berat badan, makan makanan sehat, dan menjaga tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah yang sehat,” demikian menurut laporan WHO. rep

 

 

Tags: LupaWHO
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA