Oleh: Cameliya Febiyola (Aktivis Muslimah)
Jika disebutkan nama “Indonesia” apa yang ada didalam pikiran kita? Sebuah negeri dengan banyak gugusan pulau serta sumber daya melimpah. Hamparan pantai yang luas dan indah di setiap daerahnya. Potensi sumber daya alam di setiap pulau nya yang luar biasa bahkan bisa jadi rebutan bagi siapa saja yang tahu keberadaan nya. Itulah Indonesia dengan segala macam daya tariknya.
Indonesia yang cantik di mata dunia jika dilihat lebih dalam lagi ternyata menyimpan luka yang menyedihkan, nestapa negeri yang elok rupawan harus menghadapi kepedihan ketika rakyatnya harus menangis karena kelaparan. Tanah yang subur harusnya membawa kemakmuran, ternyata tidak menjadi jaminan. Kemiskinan masih dimana-mana, kita tidak bisa bisa menutup mata bahwa hampir disetiap daerah kita temui hal yang demikian. Bagai bulatan bola salju yang menggelinding, semakin kebawah semakin membesar. Semakin kita amati semakin kita sadar bahwa kekayaan SDA yang ada di negeri kita tinggal tidak bisa kita nikmati untuk terciptanya kesejahteraan.
Dari sekian banyaknya fakta, tentu ini salah satu yang mengiris hati. Dinas Sosial (Dinsos) menyebutkan, sebanyak 3.961 jiwa warga Kabupaten Bekasi, masuk kategori penduduk miskin ekstrem berdasarkan hasil pencocokan data lapangan yang dilakukan Dinsos setempat. Pencocokan data dilakukan petugas dari tenaga kesejahteraan sosial kecamatan dan pekerja sosial masyarakat dengan mengacu data terpadu kesejahteraan sosial tahun 2022. (repjabar.republika.co.id.28/2/2023).
Bukti nyata bahwa kayanya Indonesia akan SDA, tingginya gedung yang ada di kota-kota besar tidak bisa menjamin kesejahteraan rakyatnya. SDA yang ada saat ini belum dapat kita maksimalkan dengan pengelolaan dari negara kita sendiri sehingga sangat ketergantungan dengan bantuan negara lain yang akibatnya keuntungan banyak ditarik oleh mereka, belum lagi pihak swasta dalam negeri yang leluasa meraup keuntungan dari tata kelola yang telah mereka “bantu” lakukan. Sebelumnya hal demikian dalam konsep sistem ekonomi Kapitalisme sangat diperbolehkan walaupun rakyat kecil menjerit menangis tidak mendapatkan hak nya. Karena sistem ekonomi Kapitalisme memegang konsep pengambilan keuntungan sebesar-besarnya melalui korporasi swasta maupun asing.
Islam memiliki konsep tersendiri dalam tata kelola SDA sehingga pengelolaan sampai distribusi nya efektif dilakukan dan tepat sasaran. Keuntungan dan manfaat dari SDA merupakan jaminan yang akan diberikan negara kepada rakyatnya sehingga tidak mungkin ada kemiskinan ekstrem seperti ini, jika pun terjadi kemiskinan maka negara tidak akan membiarkan itu terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama karena jika negara dan pemimpinnya sudah menjadikan Islam sebagai dasar tata kelola nya tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi.
Dalam konsep Islam SDA merupakan kepemilikan umum, bukan kepemilikan swasta apalagi kepemilikan asing. Kepemilikan umum ini menunjukkan bahwa 100% manfaat dari pengelolaan SDA untuk rakyat diberikan merata, konsep ini tentu sulit diterapkan jika sistem ekonomi Kapitalisme yang masih menjadi ruh sebuah negara. Konsep yang demikian tadi hanya bisa diterapkan jika negara menjadikan Islam sebagai dasar dan tata aturan sehingga semua tata kelola negara menginduk kesana, hasil dari diterapkan nya itu tidak hanya membawa kesejahteraan tetapi juga membawa keberkahan.