
JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan masih ada 9 dari 41 perusahaan pelat merah yang merugi sepanjang 2022.
Meskipun ada yang merugi, ia mengatakan mayoritas BUMN mencatatkan keuntungan. “Begini, kalau usaha itu ada untung ada rugi. Cuma kalau lebih banyak rugi, bodoh atau pintar? Ya bodoh. Alhamdulillah dari 41 BUMN sekarang mayoritas sehat, hanya 9 yang masih merugi. Bukan jelek, merugi,” katanya di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat.
Erick mengatakan total akumulatif laba bersih BUMN di kuartal III mencapai Rp155 triliun. Ia optimis RI bisa melewati laba 2021 yang menyentuh Rp124 triliun hingga Rp125 triliun.
“Tahun ini bisa mudah-mudahan, ini kan belum tutup buku 2022. Nanti di 2023 setelah audit mudah-mudahan (laba) di atas Rp200 triliun. Artinya, dana-dana ini bisa masuk ke pemerintah, baik pajak, hasil dividen sehingga penguatan keuangan pemerintah ini bisa semakin kuat,” jelas Erick.
Kendati demikian, Erick enggan merinci sektor mana saja yang merugi. Menteri BUMN itu mengatakan lebih baik menunggu hasil audit.
Erick memang dikenal dengan aksi bersih-bersih di BUMN. Ia juga melakukan perampingan jumlah BUMN dari 108 menjadi 41. Perampingan ini diklaim memberikan hasil yang lebih baik dengan meningkatnya kinerja BUMN.
Saat baru menjabat sebagai menteri BUMN, Erick menyebut 70 persen BUMN mengalami kerugian. Ia mengatakan perbaikan kinerja terletak pada dua kunci utama yakni aspek kepemimpinan di tubuh BUMN dan juga penerapan sistem yang berjalan secara konsisten.
Erick menambahkan program bersih-bersih ini tentu tidak selesai dalam waktu singkat lantaran sudah terjadi sejak zaman dahulu. Namun, ia meyakini pemilihan pemimpin berdasarkan leadership yang baik dan sistem yang dibangun akan bisa mengurangi korupsi. cnn/mb06