
BANJARMASIN – Tumpukan ilung alias eceng gondok, kayu, ranting, bambu, potongan pohon bahkan hingga tilam, menutupi Sungai Martapura di Kota Banjarmasin, Selasa (31/1).
Pemandangan yang terlihat di bawah Jembatan Pasar Lama, Banjarmasin Tengah ini, sepertinya menjadi hal yang biasa. Sebab, tumpukan sampah apung kiriman dari hulu (Kabupaten Banjar) di sungai ini sering terjadi.
Tumpukan berbagai jenis sampah tersebut terlihat membentuk seperti tabat di persawahan. Hal ini diutarakan Budiman, warga pesisir sungai Martapura di kawasan Pasar Lama.
Menurutnya, tumpukan sampah apung itu sudah berlangsung selama tiga hari, sejak Minggu. Dan, pada Selasa (31/1) baru dilakukan pembersihan oleh petugas dari pemko.
“Ada petugas khusus yang membersihkan sampah yang menutupi Sungai Martapura di bawah Jembatan Pasar Lama ini, dengan cara mengangkat sampah apung hingga akses di sungai itu terbuka,” ucap Budiman.
Kepala Kantor Pembantu Balai Wilayah Sungai Kalimantan III.
Fikri Abdurahman, melalui petugas lapangan Efendi, didampingi petugas lapangan dari SDA PUPR kota Banjarmasin mengakui, sampah apung kiriman dari luar Banjarmasin di bawah Jembatan Pasar Lama ini sudah selama tiga hari.
“Sampah apung ini sudah kita tangami, kita libatkan 19 orang pekerja dari Balai dan SDA PUPR kota,” kata Efendi.
Ia menjelaskan, untuk penanganan jalur sungai atau gangguan jalur sungai atau perairan, Kantor Pembantu Balai Wilayah Sungai Kalimantan III sudah lama bekerja sama dengan Kementrian PUPR Pusat.
Karena Balai tidak ada kapal sapu sapu, maka penanganan dilakukan secara manual untuk mengurainya. “Sampah apung yang menumpuk dibuka dengan cara dibongkar dan ditarik menggunakan dua buah kelotok yang kita sewa,” kata Efendi diamini Doni.
Menurutnya, sampah apung yang berada dekat tempat wisata ini, bila tertutup maka tak ada warga yang bisa beraktifitas.
“Tadi sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita sampah apung bisa dibongkar sekitar dua meter. Kapal dan speedboad kini sudah bisa lewat,” jelasnya.
Efendi meyakini, sampah apung itu bukan dari warga Banjarmasin, tapi ini kiriman dari hulu sungai.
“Bisa dilihat sampah apung ini terdiri atas potongan kayu dan ranting, eceng gondok bahkan tilan, yang datangnya dari hulu dari Kabupaten Banjar,” jelasnya. sam