TANJUNG – Puskesmas Pugaan Kabupaten Tabalong berhasil menekan kasus stunting dari 18,5 persen menjadi 13 persen pada 2022 melalui inovasi Wangi Delima (Warga Melindungi Desa Peduli Intervensi Malnutrisi Balita).
Kepala Puskesmas Pugaan, Harliani mengatakan inovasi ini dilaksanakan di Desa Jirak dan Desa Sei Rukam 2 Kecamatan Pugaan dengan memberikan edukasi makanan sehat hingga menyiapkan tempat pemulihan gizi.
“Alhamdulillah sejak 2021 hingga 2022 kasus stunting di Kecamatan Pugaan turun dari 18,5 persen menjadi 13 persen berkat kerja keras bersama,” ungkapnya di Tabalong, Senin.
Selain memberikan edukasi jajaran Puskesmas Pugaan juga memberikan makanan tambahan menu 4 bintang dan tinggi protein untuk balita stunting.
Termasuk pemantauan pertumbuhan siswa taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar (SD) dan edukasi menu 4 bintang kalangan keluarga.
“Meski Puskesmas Pugaan terletak di pedesaan tak menyurutkan komitmen para tenaga gizi, bidan, perawat dan dokter ikut serta menurunkan angka stunting,” tambahnya.
Harliani pun berharap dengan inovasi yang dilakukan jajaran Puskesmas Pugaan bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan stunting sesuai nawacita Presiden Joko Widodo yang berkomitmen menekan kasus stunting di Indonesia.
Inovasi Wangi Delima sendiri mendapat dukungan desa melalui alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp30 juta untuk program kesehatan ibu, anak serta perbaikan gizi.
Untuk partisipasi masyarakat, menurut salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Pugaan, Rosita, saat ini meningkat dengan cakupan D/S 100 persen dan sebelum inovasi hanya 76,8 persen.
Atas keberhasilan ini, Puskesmas Pugaan berhasil menjadi puskesmas dengan Kinerja terbaik 1 tingkat Kabupaten Tabalong pada 2021 dan Puskesmas Terbaik 1 tingkat Provinsi Kalimantan Selatan di tahun yang sama. an/ani