PARINGIN-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balangan terus berupaya memperluas, serta menyebarkan informasi tentang pentingnya waspada kebencanaan kepada masyarakat.
BPBD Balangan pada 2023 ini akan melaksanakan program Sosialisasi dan Simulasi Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan menyasar lingkungan pendidikan sekolah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Balangan, Rahmadi menjelaskan, program ini dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap bencana di lingkungan pendidikan.
Program SPAB ini menyasar pada sosialisasi dan simulasi bencana ke lingkungan sekolah, atau madrasah yang masuk daerah rawan bencana di Kabupaten Balangan, ujarnya.
Lebih lanjut, untuk target sekolah dalam program ini sampai pada Juli sebanyak 27 sekolah yang akan didatangi mulai dari PAUD, TK, SD, MI, MTs, dan SMP.
“Sekolah tersebut, kami prioritaskan, karena termasuk daerah yang rawan bencana di Kabupaten Balangan,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, dengan adanya program SPAB ini, masyarakat terutama dikalangan dunia pendidikan baik guru, atau muridnya mendapatkan informasi kebencanaan sejak dini, sehingga mampu mengantisipasi serta menerapkannya jika sewaktu-waktu terjadi bencana di sekolah dan wilayahnya.
Sebeumnya, upaya untuk menjadikan desa mandiri dan tangguh dalam menghadapi bencana, BPBD Balangan menargetkan pada 2023 ada tiga desa yang akan dijadikan Desa Tangguh Bencana (Destana).
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Balangan menjelaskan, rencana tiga Destana tersebut ialah Desa Pimping, Matang Hanau, dan Tanah Habang Kiri. Untuk Desa Matang Hanau statusnya saat ini sudah Destana Pratama dan sedang akan dinaikkan menjadi Destana Madya, ungkapnya.
Sementara itu, untuk Desa Pimping dan Tanang Habang Kiri masih dalam tahap sosialisasi. Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dalam menghadapi potensi ancaman bencana. Desa ini juga mampu memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana.
Sebuah desa disebut mempunyai ketangguhan terhadap bencana ketika desa tersebut memiliki kemampuan, untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisasikan sumber daya masyarakat, untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.{[mc/mb03]}