BANJARMASIN – Polda Kalimantan Selatan siaga pencegahan sejak dini dalam menghadapi ancaman besar potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (kathutla), yang tahun ini diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lebih kering seperti kemarau tahun 2019 lalu.
“Peringatan dari BMKG ini langsung kami sikapi dengan peningkatan langkah-langkah pencegahan karhutla sedari awal,” kata Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, Rabu (18/1).
Menurutnya, langkah yang cepat dan tepat sangatlah menentukan keberhasilan dalam upaya penanggulangan karhutla, dengan mengedepankan pencegahan.
“Saya perintahkan anggota di lapangan semuanya bergerak, sosialisasi, dan edukasi masyarakat di wilayahnya menghadapi musim kemarau tahun ini, terutama terkait ancaman karhutla,” ujar nyaitu.
Ia mengakui, sektor pertanian dan perkebunan menjadi wilayah paling rawan karhutla, selain lahan-lahan kosong yang ditumbuhi padang ilalang atau rumput liar.
Untuk itulah, semua orang tak terkecuali petani, dilarang keras membakar lahan dengan alasan apapun ketika musim kemarau, karena rawan apinya menjalar tak terkendali hingga menyebabkan kebakaran lahan secara luas.
“Lebih baik mencegah daripada terlanjur terjadi. Begitu juga karhutla bakal merugikan banyak sektor terdampak akibat kabut asap yang ditimbulkannya,” ucap Andi Rian.
Ketika musim kemarau telah melanda, lanjut dia, maka patroli karhutla ditingkatkan menyasar lokasi-lokasi yang rawan terbakar ataupun sengaja dibakar.
Menurutnya, munculnya titik api sekecil apapun harus segera dipadamkan, agar tidak membesar yang pada akhirnya sulit diatasi.
Kemudian, kawasan sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru menjadi salah satu fokus pengawasan dari bahaya karhutla, agar jangan sampai kabut asap yang muncul mengganggu penerbangan.
“Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya dari laporan yang saya terima, ada beberapa lokasi rawan karhutla perlu mendapatkan perhatian, karena asapnya sampai mengarah ke bandara,” ujarnya.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Shaaimul Qadri mengatakan, curah hujan relatif lebih rendah tahun ini, dipicu fenomena cuaca La Nina akan semakin lemah pada Maret hingga April 2023 mendatang.
Akibatnya, potensi karhutla diprediksi meningkat yang mulai muncul pada Mei, dan mencapai puncaknya antara Juni hingga September 2023. ant