BANJARMASIN – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan DR Diauddin menyatakan, daerahnya tetap harus waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD) meski masih nol kasus saat ini.
Diauddin menyampaikan, pihaknya belum ada menerima laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota terhadap pasien DBD sejak awal Januari 2023 hingga hari ini.
Meski demikian, kata dia, bukan berarti penularan virus dari nyamuk Aedes Aegypti tersebut telah aman, karena lonjakan kasus bisa terjadi secara tiba-tiba.
Sebab, ungkap Diauddin, dengan kondisi cuaca saat ini terkadang hujan, terkadang cuaca panas di mana banyak genangan air berpotensi menjadi sarang nyamuk DBD berkembang biak.
Jika menilik pada bulan Januari tahun 2022, kasus di DBD di Kalsel mencapai 48 kasus.
“Semua kabupaten/kota di Kalsel pada bulan Januari tahun lalu ada pasien DBD yang dirawat,” ujarnya di Banjarmasin, Rabu (18/1).
Menurut dia, tahun 2022 merupakan tahun tingginya angka penularan virus DBD, hingga mencapai 764 kasus.
Bhkan, sebanyak 6 orang diantaranya tidak bisa diselamatkan atau meninggal dunia. Yakni, dua dari Kota Banjarmasin, dua dari Kabupaten Banjar dan dua dari Kabupaten Tapin.
Karena tahun lalu cukup tinggi angka kasus DBD, padahal tahun 2021 hanya sebanyak 201 kasus tanpa ada meninggal dunia, pada tahun ini Diauddin minta semua masyarakat tidak lengah.
Dia pun menyampaikan, tingginya angka kasus DBD pada 2022 itu bukan berarti pemerintah provinsi dan kabupaten/kota lengah, karena pandemi Covid-19 yang juga tinggi.
“Kita tidak lengah karena sibuk urus COVID-19, penanganan DBD tetap jalan maksimal, tetapi memang banyak yang tertular tahun lalu itu,” ujarnya. ant