Oleh : Al Muslimah Prihatin, S.Pd (Pendidik)
Dugaan tentang inpirasi dari video perseteruan antar geng Tokyo yang memicu tawuran di Banjarmasin itu diungkapkan Direktur Borneo Law Firm (BLF) Kalimantan Selatan, Muhammad Fazri, (27/9/2021) di Banjarmasin. Direktur BLF Fazri menyebutkan, tawuran remaja kostum putih dan hitam, kuat dugaan terinspirasi film atau video animasi seperti Tokyo Revengers yang menceritakan dua geng Tokyo Manji berkostum hitam dan Geng Valhalla berkostum putih. Menunutnya, berawal saling olok, sehingga berakhir dengan aksi saling melukai antar kelompok yang berseteru. Hal itu juga perlu ditelusuri sebagai bahan kajian dan masukan dalam pencegahan bagi semua pihak. Dan ini hanyalah satu dari segudang musibah yang menimpa pemuda.
Fase remaja adalah fase yang sangat menarik untuk diperhatikan, karena fase ini adalah fase dimana manusia mengalami berbagai pelejitan baik secara fisik maupun mental, puncak semangat dan energi. Tak heran jika bung Karno mengatakan, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sangat penting bagi semua pihak, untuk memperhatikan potensi besar yang dimiliki pemuda atau remaja, sampai pada pemberdayaannya agar tidak menjadi bumerang. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena melihat realitas kehidupan remaja saat ini begitu memprihatinkan. Misalnya remaja menjadi pelaku kriminalitas, kekerasan, tawuran antar pelajar-antar kampung-antar geng, mengonsumsi minuman keras, narkoba, gandrung game online, judi online, mengidap kerapuhan mental, pragmatis dan materialis, awam agama, pelaku seks bebas, krisis adab dll.
Generasi muda adalah aset peradaban. Pada 2008-2030 diprediksi akan menjadi puncak fenomena bonus demografi di Indonesia. Pemuda juga orang-orang yang idealnya memiliki fisik prima, tenaga kuat, serta daya pikir yang luas. Ini terbukti berdasarkan data hasil Sensus Penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari-September 2020, jumlah gen-Z (mereka yang tahun ini berusia antara 10-26 tahun) di Indonesia mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94% dari jumlah total populasi masyarakat Indonesia. Selain itu, jumlah generasi millenial (yang berusia antara 27-41 tahun) pun turut menyumbang angka yang cukup besar pula mencapai 69,90 juta jiwa atau setara dengan 25,87% dari jumlah total penduduk Indonesia. . Hal ini tentu dapat dioptimalkan untuk produktivitas dan kemajuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Pemuda paling tidak memiliki dua potensi krusial bagi sebuah peradaban. Pertama, sebagai Agent of Change (agen perubah). Pemuda sebagai agen perubahan merupakan sosok penting yang membantu suatu proses perubahan baik dalam suatu perusahaan, organisasi, institusi, maupun masyarakat. Secara umum mereka merupakan sosok yang menginisiasi suatu perubahan atau bertindak sebagai katalis untuk sebuah proses perubahan. Mereka juga mampu memperbaiki situasi atau berperan dalam pencarian solusi di tengah suatu kesulitan. Kedua, sebagai Iron Stock, yakni aset., cadangan, harapan, dan generasi penerus bangsa di masa depan.
Ibnu Khaldun pun berbicara kualitas pemuda dan peradaban dalam kitabnya Muqaddimah mengatakan bahwa “Generasi Perintis adalah generasi yang memiliki semangat juang tinggi, pantang menyerah, cerdas dan berkomitmen besar dalam membangun peradabannya. Generasi pembangun adalah generasi yang masih mewarisi semangat dan ruh perjuangan pendahulu mereka. Biasanya pada masa mereka sebuah peradaban akan mencapai puncak kemajuannya”. Perjuangan Rasulullah Muhammad SAW di awalpun di kota Mekahpun mayoritas disokong oleh para pemuda belia berumur belasan dan duapuluhan tahun, hanya beberapa orang yang berusia sebaya dan tua. Mengingat potensi luar biasa di atas tentu sangat menyedihkan melihat potret remaja dan pemuda saat ini. Potensi mereka di blokade suasana hidup sekuler dan liberal ala kapitalisme. Tontonan, panduan, panutan yang tidak mendidik dan merusak dibiarkan demi mengisi pundi-pundi para kapitalis. Mereka di kaburkan secara pemikiran dan disibukkan oleh jebakan konsumerisme, hedonisme, dan materialisme. Sungguh musibah yang luar biasa yang menimpa remaja atau pemuda saat ini.
Saatnya kita menyelamatkan para remaja dan pemuda dari musibah multidimensi, krisis adab/akhlak. Mereka adalah harapan masa depan umat ini. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Jangan biarkan anak-anak muda umat ini terperosok ke dalam kubangan lumpur sekularisme yang telah nyata merusak akhlak mereka.
Islam adalah solusi yang akan memperbaiki akhlak para remaja dan pelajar. Karena itu, mari kita menjadikan Islam sebagai solusi total kehidupan. Hanya Islam yang telah terbukti dalam sejarah mampu melahirkan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Wallahualam bissawab