JAKARTA – Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Saiful Mujab menyatakan biaya haji tahun 1444 Hijriah atau 2023 ini akan mengalami penyesuaian.
“Akan ada penyesuaian, setelah ini mendapatkan kuota kita segera melakukan perumusan biayanya,” kata Saiful kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/1).
Meski demikian, Saiful belum merinci berapa biaya haji yang akan mengalami penyesuaian itu. Ia hanya mengatakan nilai biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dan nilai manfaat harus seimbang dan proporsional.
Ia juga memastikan Kemenag dan Komisi VIII DPR bakal menggelar rapat kerja untuk membahas biaya haji tahun ini.
“Poinnya apa saja yang dibiayai pada penyelenggaraan haji ini akan dibahas antara pemerintah dan Komisi VIII. Nanti disepakati,” kata dia.
Senada, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menyatakan biaya haji tahun ini akan mengalami penyesuaian lantaran berbagai faktor.
Di antaranya biaya layanan di Masyair alami kenaikan sejak 2022. Kemudian harga bahan baku, transportasi, akomodasi, pajak serta inflasi berpengaruh pada biaya haji.
“Kami bersama Komisi VIII akan coba memformulasikan agar tetap bisa terpenuhi aspek istithaah-nya dan pada saat yang sama kita menerapkan prinsip bagaimana pembiayaan haji yang berkeadilan dan berkelanjutan,” kata Hilman dalam keterangannya dikutip di laman resmi Kemenag.
Meski demikian, Hilman belum merinci berapa penyesuaian harga biaya haji tahun ini. Sebagai perbandingan, BPIH tahun 2022 lalu sebesar Rp39,8 juta per calon jemaah.
Hilman menjelaskan kuota haji sebanyak 221.000 jemaah bagi Indonesia di tahun ini akan menjadi dasar bagi Kementerian Agama dan Komisi VIII untuk membahas BPIH.
Ia mengatakan bakal mengupayakan formula biaya haji yang proporsional. Upaya ini perlu dilakukan seiring meningkatnya pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji.
“Angkanya akan kami formulasikan dengan mitra kami di Komisi VIII dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Mudahan-mudahan kita bisa mendapatkan angka yang baik untuk jemaah dan semuanya,” kata dia.
Di sisi lain, Hilman mencatat ada sekitar 5,2 juta jemaah haji Indonesia yang masuk daftar antrean. Mereka menunggu giliran untuk dapat berangkat dan menjalankan ibadah haji. web