KOMISI IV DPRD Kalsel saat bertandang ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Senin (9/1) siang. (Foto:mb/ist)
JAKARTA – Demi peningkatan kompetensi guru produktif yang merupakan upaya meningkatkan keahlian maksimal dalam mutu pembelajaran peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan bertandang ke Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Senin (9/1) siang.
Kurangnya guru produktif di Kalimantan Selatan khususnya di SMK ini, merupakan problem lama dan hampir serupa dengan yang terjadi di DKI Jakarta, karena beberapa tahun belakangan mengalami kekurangan guru produktif.
Guru produktif adalah guru yang secara lineir antara mata pelajaran yang diajarkan dengan keilmuan yang dimiliki saling terhubung. Sementara, untuk mengembangkan SDM secara lebih baik, hal ini harus bisa dipenuhi.
Dalam sambutannya, Sekretaris Komisi IV DPRD Kalsel Firman Yusi menyampaikan, tujuan kunjungan kerja ke Disdik DKI Jakarta untuk berdiskusi mengenai strategi pemenuhan kebutuhan guru produktif, yang berdampak pada peningkatan kemampuan dan keahlian peserta didik.
Di Kalsel, komisi IV sering melakukan monitoring ke sekolah-sekolah khususnya SMK, dan permasalahan yang sering ditemui adalah kurangnya guru produktif untuk jenjang SMK dan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi faktor utama.
Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Disdik DKI Jakarta Muhammad Roji menjelaskan, upaya yang dilakukan pihaknya untuk memenuhi kebutuhan guru produktif, antara lain menambah anggaran untuk dapat memenuhi dan memeratakan kebutuhan guru di tiap sekolah negeri di daerahnya, dan pemenuhan guru melalui Kontrak Kerja Individu (KKI).
Kemudian, redistribusi guru di sekolah negeri, serta transisi dan pemadatan jam mengajar guru dari 24 jam per minggu menjadi 30 jam per minggu.
Dengan adanya diskusi ini, Firman berharap dalam rangka memenuhi kebutuhan guru produktif di Kalsel, dapat meniru upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, slaah satunya melalui kontrak kerja individual seperti dengan pihak swasta yang tentu mampu menutupi kekurangan guru produktif itu.
“Harapannya, di tahun-tahun berikutnya kita segera bisa merekrut guru produktif, misalnya dengan program (PPPK),” katanya. rds