JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi milik PT Pertamina (Persero), seperti Pertamax, masih berpeluang untuk naik.
Kendati harga BBM itu diputuskan turun pekan lalu, Erick mengatakan, ketetapan harga Pertamax dan produk BBM nonsubsidi lainnya akan tetap mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia. “Kemarin, pemerintah, karena minyak dunia harganya turun, BBM yang sesuai dengan harga pasar seperti Pertamax kita turunkan. Namun, kita juga harus waspada karena bukan tidak mungkin harga Pertamax bisa naik lag minggu depan atau bulan depan,” kata Erick dikutip dari siaran pers, Senin.
Erick menambahkan, kementeriannya bersama dengan Pertamina bakal membuka data pembentuk harga Pertamax secara transparan kepada publik secara berkala.
Dia memastikan, harga Pertamax akan fleksibel mengikuti harga minyak mentah dunia mendatang. Artinya, dia menggarisbawahi, harga Pertamax akan landai jika harga minyak mentah di pasar dunia mengalami tren penurunan yang konsisten tiap pekannya.
Sementara, dia mengatakan, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tidak mengalami perubahan kendati harga minyak mentah berfluktuasi saat ini.
Pemerintah berkomitmen untuk tetap mengalokasikan subsidi untuk Pertalite dan Solar masing-masing sebesar Rp1.000 per liter dan Rp6.500 per liter.
“Didorong pemerintah, Pertamina selama bulan Januari sampai Agustus 2022 membantu memberikan bantuan sebesar Rp10 triliun. Itu kita lakukan. Artinya, pemerintah hadir jika rakyat memerlukan,” kata dia.
Seperti diketahui, Pertamina kembali menurunkan harga Pertamax (RON 92) mereka menjadi Rp12.800 per liter dari posisi sebelumnya Rp13.900.
Keputusan itu juga dikenakan untuk Pertamax Turbo (RON 98) yang diturunkan ke harga Rp14.050 per liter dari yang sebelumnya di harga Rp15.200 per liter sejak 1 Desember 2022 lalu.
Lalu untuk produk diesel, yakni Dexlite (CN 51) disesuaikan menjadi Rp16.150 per liter atau turun dari level sebelumnya Rp18.300 per liter, sementara harga Pertamina Dex (CN 53) mengalami penyesuaian menjadi Rp16.750 per liter dari posisi sebelumnya Rp18.800. bisn/mb06