BANJARMASIN – Kota Banjarmasin masih kekurangan jumlah dokter spesialis. Ini, bisa dihitung dari skala rasio standar Kemenkes RI, yang dianggap masih tidak memadai.
Mengutip baritopost.co.id, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, M Ramadhan menyebutkan, secara rasio yang distandarkan Kemenkes RI, dokter spesialis adalah 1 : 16.000, kemudian kalau dokter umum 1: 1000.
Sementara jumlah dokter spesialis yang tersebar di pelayanan baik itu di rumah sakit, puskesmas, klinik maupun tempat praktek kesehatan lainnya hanya berjumlah 261.
Bila dihitung dengan jumlah penduduk kota Banjarmasin 700.000 jiwa. Total 261 dokter spesialis itu sangat mencukupi, namun bila dihitung per spesialis masih kurang.
“Kalau keseluruhan mencukupi bahkan lebih, tapi kalau per dokter spesialis 1:16.000 itu kurang. Tapi untungnya layanan kesehatan di kota ini cukup baik,” katanya saat dihubungi via Whatsapp, Jumat (6/1).
Ramadhan melanjutkan, disamping kurangnya dokter spesialis bila melihat rasio, Kota Banjarmasin yang memiliki 12 Rumah Sakit tidak hanya melayani warga Banjarmasin, namun menjadi rujukan layanan kesehatan dari daerah-daerah tetangga di Kalimantan Selatan. Bahkan, luar provinsi seperti Kalimantan Tengah.
“Tambahan penduduk dari kabupaten tetangga di Kalsel dan Kalteng berobat di RS yang ada di Banjarmasin seperti RS Ansari Saleh, RS Islam, RSUD Ulin, RS Sari Mulia, dan juga RS Bayangkara. Rumah Sakit itu yang paling banyak mendapat rujukan dari daerah lain,” ucapnya.
Kabid Yan SDK Dinkes Banjarmasin drg. Emma, menambahkan. Pelayanan kesehatan di Kota Banjarmasin terkendali meski dokter spesialis masih kurang.
Hal itu dipicu karena tren warga yang berobat sesuai dengan Riskesdas adalah penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan ISPA.
Untuk jumlah dokter spesialis di bidang penyakit diatas dinilai cukup, sehingga masyarakat cepat terlayani.
Kurangnya dokter spesialis ini juga diakui oleh Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, RS Sultan Suriansyah, Nadzir Isnainy SKom.
Nadzir menyampaikan hal yang senada dengan Kadinkes, dokter spesialis di RS Sultan Suriansyah sekarang berjumlah 30 orang. Ia mengaku padahal Idealnya berjumlah sekitar 40 dokter, namun hingga sekarang rumah sakit tempat ia bertugas masih stabil melayani masyarakat.
Tahun ini, dikatakannya juga akan menambah dokter spesialis. Kemudian akan disusul kembali seiring dengan program dokter spesialis yang dibiayai Kementrian Kesehatan.
“Dokter spesialis kita ada 30 orang, Idealnya sekitar 40 an. Tahun ini akan kita tambah hingga 5 tahun kedepan melalui beasiswa program dokter spesialis Kemenkes,” ucapnya.
Nadjir melanjutkan, bila dokter spesialis di RS Sultan Suriansyah kebanyakan dokter yang berstatus ASN. Dari 30 itu, hanya 4 orang yang berstatus kontrak atau di luar ASN.
Dokter yang dikontrak pihaknya itu lah yang selama ini dapat mencover pelayanan masyarakat. Misalnya dokter syaraf, mata dan tahun ini akan menambah dokter tulang.
“Sesusi kebutuhan tahun ini kita akan kontrak dokter ortopedi atau dokter tulang. Nah sehingga bertambah satu dokter kita,” katanya. web