JAKARTA – PT Antam Tbk memprediksi harga emas naik pada tahun ini akibat ancaman resesi global.
General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam Purwanto mengatakan kenaikan terjadi karena permintaan emas berpotensi meningkat. Hal ini terjadi karena nilai emas masih dipandang investor aman saat resesi.
“Justru dengan adanya resesi, penjualan biasanya akan lebih agresif biasanya masyarakat, karena penjualan kita kan tergantung pasar,” kata General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam Purwanto di Hotel Santika, Jakarta Barat, Kamis (5/1). “Harga emas ini kan akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global jadi ada kemungkinan akan naik ke atas,” lanjutnya.
Ia pun yakin penjualan Antam akan meningkat tahun ini, sama seperti 10 tahun terakhir. Kendati demikian, target penjualan emas Antam tahun ini belum ditentukan. “Kalau target nanti kita bicarakan,” katanya.
Sebelumnya, Analis DCFX Futures Lukman Leong memproyeksi emas akan menjadi tujuan investor meng aset mereka di tengah ancaman perlambatan ekonomi dan resesi global tahun ini.
Ketidakpastian perang Rusia-Ukraina serta ketegangan antara China, Taiwan, dan Amerika Serikat (AS) diprediksi mendorong harga emas dengan pembelian dari bank-bank sentral meningkat terutama dari China dan Rusia.
“Pembukaan kembali ekonomi di China sebagai konsumen emas terbesar dunia juga akan mendorong peningkatan pada permintaan fisik,” ujar Lukman.
Kendati demikian, perlambatan dan resesi ekonomi global juga bisa menguatkan dolar AS dan sedikit menahan laju kenaikan harga emas. Dengan sentimen-sentimen tersebut, Lukman memperkirakan harga emas pada 2023 berada di kisaran US$1.950-US$2.100 per troy ons. cnn/mb06