BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin memiliki sebanyak 60 ton beras cadangan atau cadangan pangan pemerintah (CPP), yang dititipkan di Badan Urusan Logistik (Bulog) provinsi setempat.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin M Makhmud di Banjarmasin, Senin, pemerintah kota mempertimbangkan penggunaan beras cadangan tersebut untuk menekan angka inflasi.
Sebagaimana diketahui, beras lokal menjadi sektor inflasi atau kenaikan harga yang tinggi, bahkan mencapai Rp 20 ribu per liternya.
“Jika aturannya bisa untuk menggunakan beras CPP itu tekan inflasi, bisa kita laksanakan tahun ini,” ujar Makhmud.
Menurut dia, beras cadangan yang dimiliki Pemkot di Bulog itu biasanya dikeluarkan untuk penanganan bencana.
“Salah satunya untuk membantu warga yang kesusahan karena musibah kebakaran atau banjir,” paparnya.
Dia menyampaikan, beras cadangan atau CPP Pemkot Banjarmasin tersebut setiap tahun ditambah, sekitar 10 ton per tahunnya.
“Jadi terkumpulnya sekitar 60 ton itu berapa tahun,” ujarnya.
Upaya lain untuk ketahanan pangan di Kota Banjarmasin, kata Makhmud, pada tahun ini pihaknya juga memprogramkan padi lokal unggul.
Pemko, ujar dia, membantu petani untuk penyediaan benih padi unggul ini, sehingga bisa panen setahun 2 kali atau 2 tahun bisa panen 3 kali.
“Setidaknya ada 5 hektare kita coba dulu, memang lahan pertanian di daerah kita sudah minim,” paparnya.
Menurut Makhmud, lahan pertanian di Kota Banjarmasin saat ini tinggal 2.089 hektare. “Semaksimalnya harus kita manfaatkan,” ujarnya. ant